"Seperti barusan ketika mendekati selesai mengerjakan soal mendadak jaringan 'off'," kata Rudin di sela-sela penyelenggaraan UNBK, Rabu.
Rudin mengatakan teknisi dan proktor selalu berkoordinasi tentang informasi-informasi dari pusat.
“Jadi meski tidak membawa ponsel, tapi kita selalu koordinasi ke luar dengan teknisi dan proktor, jadi tugasnya pengawas bisa memotivasi anak dan menenangkan siswa kalau secara nasional sedang 'off',” ujar Rudin.
Rudin mengatakan SMP Muhammadiyah 31 Jakarta Timur sudah mengikuti program UNBK ini sejak pertama kali pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan UN.
Baca juga: Siswa SMP 228 keluhkan sulitnya soal UNBK Matematika
Siswa juga tidak pernah ada yang mengeluh kesulitan dengan sistem UNBK
“Keluhannya paling siswa itu stres mikirin gimana kalau mati lampu, gimana kalau jaringannya mati, tapi selama ini Alhamdulillah disekolah kita dapat diselesaikan,” tambahnya.
Rudin juga menilai, UNBK sangat efektif dibandingkan dengan UNKP.
Selain itu, Rudin juga berpendapat, UN merupakan metode untuk mengukur kemampuan siswa secara nasional.
“Yang jelas tolak ukurnya harus ada, evaluasi belajar tahap akhir memang perlu, cuman bentuknya apa kaya EBTANAS atau UN itu tidak masalah,” ujarnya.
Menurut Rudin, kelulusan siswa yang ditentukan oleh minat dan bakat juga bagus, akan tetapi akan lebih baik jika minat dan bakat itu sudah di tes dari awal siswa masuk SMP. Jadi ketika sudah lulus SMP siswa sudah tau minat dan bakatnya masing-masing.
Baca juga: Kepala Sekolah SMP Al Azhar menilai UNBK lebih aman
Baca juga: Wakil Kepala Sekolah 228 yakin siswanya lulus semua
Pewarta: Agus Saeful Iman dan Ganet Dirgantara
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2019