Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Indosat, Johnny Swandi Sjam, mengatakan Indosat meraih laba bersih untuk sembilan bulan 2007 sebesar Rp1,445 triliun atau naik 56 persen dibandingkan dengan sembilan bulan 2006. "Kinerja Indosat pada sembilan bulan 2007 dikontribusikan dari meningkatnya permintaan layanan selular, data tetap dan telepon tetap," kata Johnny dalam pemaparan hasil kinerja Indosat sampai 30 September 2007 di kantor Indosat di Jakarta, Kamis. Dengan hasil kinerja tersebut, kata Johnny, Indosat menunjukkan peningkatan signifikan kinerja dibandingkan periode yang sama tahun dan menjadi bukti bahwa strategi perusahaan sudah ada pada jalur yang tepat. Selain itu, Indosat mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 11,880 triliun dan laba usaha sebesar Rp 3.204,4 triliun untuk periode yang berakhir 30 September 2007, yang berarti tumbuh masing-masing sebesar 34 persen dan 31,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006. Layanan selular, layanan data tetap (multimedia, internet dan komunikasi data atau MIDI) dan layanan telepon tetap memberikan kontribusi sebesar 77 persen, 13 persen dan 10 persen terhadap pendapatan usaha secara berurutan. Pendapatan usaha dari layanan seluler tumbuh 38 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang didorong terutama oleh pertambahan pelanggan seluler meningkat 5,3 juta sehingga mencapai 22 juta atau naik 54,8 persen dibandingkan perode yang sama pada tahun 2006. Pertumbuhan pelanggan pasca bayar (Matrix) dan pelanggan pra bayar (Mentari dan IM3) disebabkan oleh jaringan yang semakin luas, peningkatan kualitas layanan dan brand produk yang semakin kuat. Pendapatan usaha dari layanan data tetap tumbuh sebesar 11 persen menjadi Rp1,568 Triliun dalam sembilan bulan 2007 dan kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk layanan internet, sirkit sewa dan IPVPN. Sedangkan pendapatan usaha dari layanan telepon tetap juga meningkat menjadi Rp1,165 Triliun atau tumbuh 43 persen dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan dari layanan sambungan internasional (SLI 001, SLI 008 dan layanan Flat Call 01016) khususnya akibat meningkatnya pendapatan dari trafik panggilan `incoming` dan meningkatnya pendapatan dari layanan telepon tetap nirkabel yaitu StarOne seiring bertambahnya cakupan kota yang menawarkan jasa ini di 24 kota. Di tengah terjadinya fluktuasi nilai tukar mata uang asing, kerugian derivatif turun cukup signifikan 97,6 persen disebabkan oleh apresiasi rupiah di sembilan bulan tahun 2006 dan depresiasi Rupiah di sembilan bulan tahun 2007 (dibandingkan akhir tahun 2006). Hal ini menunjukkan kebijakan lindung nilai Indosat sudah tepat. Sedangkan komitmen Indosat untuk belanja modal (capital expenditure) adalah sekitar Rp. 10,28 triliun untuk sembilan bulan 2007. Belanja modal tersebut digunakan antara lain untuk penggelaran BTS di seluruh wilayah nusantara dari wilayah padat sampai wilayah terpencil di luar pulau Jawa, jaringan kabel yang menghubungkan pulau-pulau utama dan infrastruktur penunjang lainnya. Indosat juga mencatatkan pertumbuhan biaya usaha sebesar 35 persen yang disebabkan oleh peningkatan biaya depresiasi dan biaya lain-lain sebagai konsekuensi dari program penggelaran jaringan, misalnya biaya pemasaran, biaya pemeliharaan dan biaya sirkit sewa. Namun Indosat berhasil mempertahankan EBITDA marjin 57,5 persen pada format pendapatan bersih (net) atau sama dengan 52,7 persen pada format pendapatan kotor (gross). Indosat telah menyampaikan laporan tersebut kepada Bapepam, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Purwantono, Sarwoko & Sandjaja, anggota Ernst and Young Global bertindak sebagai auditor independen perusahaan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007