Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal Herman Praytino, mengatakan bahwa untuk melengkapi persenjataan pesawat tempur Sukhoi jenis Su-27S dan Su-30MK masih menunggu keputusan Departemen Pertahanan (Dephan). "Kami sudah mengajukan beberapa persenjataan yang akan melengkapi empat pesawat Sukhoi tersebut, namun tindaklanjutnya tergantung Dephan," katanya, usai menutup Pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan 44 di Lembang, Bandung, Kamis. Herman mengatakan, beberapa persenjataan yang akan dipasang di empat pesawat Sukhoi tersebut, adalah peluru kendali, roket dan bom. "Semuanya sudah kita ajukan, sekarang otoritas untuk meluluskan pengadaan senjata itu, sangat tergantung pada Dephan. Termasuk kapan senjata itu didatangkan," katanya. Empat pesawat tempur buatan Rusia yang dijuluki Flanker ini adalah jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F. Kelebihan pesawat tempur jenis ini juga terlihat dari kelengkapan IRST/Infra Red Search and Track berupa bola kaca di depan kokpit, yang mampu mengendus sasaran sejauh 70 km, sebuah kelengkapan yang tidak dipunyai pesawat keluaran barat. Menengok persenjataan yang mampu diusung, Sukhoi juga tak kalah hebat, semisal rudal udara AA-12 Adder yang mampu menjelajah sejauh 50 km (melebihi AMRAAM yang hanya 40 km) atau pun rudal udara jenis R-73 yang mampu menembak pada sasaran ke arah samping hingga sudut 70 derajat. Sedangkan, untuk sasaran darat pesawat Sukhoi dapat dilengkapi dengan rudal H-31P berjarak jangkau 100 km atau rudal antikapal jenis H-31A berjarak jangkau 50 km, bandingkan dengan Maverick yang hanya mencapai 15 km. Dengan bahan bakar yang mampu dibawa seberat 6.000 kg pesawat ini mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 kilometer dari pangkalan tolak atau terbang selama empat jam. Seluruh persenjataan itu merupakan senjata udara paling mematikan saat ini, lebih andal dari rudal keluaran Israel jenis Python ataupun AIM-9L/M Sidewinder yang biasa dipakai negara Barat. Beberapa senjata yang kini mulai ditempelkan di tubuh keempat Sukhoi milik TNI AU antara lain rudal cannon, roket dan misil. Tentang kesiapan dan regenerasi para penerbang Sukhoi yang dimiliki TNI AU saat ini, Kasau mengatakan, terus dilakukan. "Setiap ada siswa lulus, sekitar dua orang kita langsung kirim ke Skadron Sukhoi di Lanud Makassar untuk dididik lebih lanjut," ujarnya. Namun, untuk para pilot yang nantinya akan menerbangkan enam Sukhoi baru, akan dikirim ke Rusia untuk mempelajari secara rinci pesawat itu. "Kita sudah siapkan semuannya dan selalu ada regenerasi," ungkap Kasau. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007