Jakarta (ANTARA) - Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Jakarta Capt. Hermanta menilai peran Jakarta International Container Terminal (JICT) makin penting seiring dengan upaya pemerintah mendorong daya saing industri.
"JICT harus mampu menarik customer ekspor impor dan memberikan pelayanan lebih baik, apalagi Tanjung Priok merupakan pelabuhan ke-26 tersibuk di dunia dan merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia," kata Hermanta di Jakarta, Rabu.
Melihat perkembangan infrastruktur dan fasilitas pelabuhan di Indonesia, bukan tidak mungkin pelabuhan menjadi sektor yang mampu mendongkrak daya saing dan perekonomian nasional, seperti yang tertera dalam Global Competitiveness Report 2018.
Di dalamnya disebutkan kalau Indonesia bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan daya saing, akan mampu meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan pada masa depan.
Merujuk data World Economic Forum dalam laporan The Global Competitiveness Report 2018 rating pelabuhan Indonesia menduduki peringkat 41 dari 140 negara, sedangkan tingkat efisiensi dari pelabuhan menduduki peringkat 61.
Naiknya skorIndonesia di pilar Infrastruktur khususnya di pelabuhan membawa Indonesia menduduki peringkat 45, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam peringkat 4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Sebagai upaya menguatkan peran JICT, Ditjen Bea dan Cukai beberapa waktu lalu telah menunjuk perusahaan ini untuk
melayani alih muat kargo internasional mulai Maret 2019.
Dengan demikian, JICT menjadi dedicated area untuk perpindahan barang antarterminal (cross terminal movement) ke PT JICT dan TPK Koja. Dengan persetujuan otoritas kepabeanan, semua kapal dari luar negeri yang akan melakukan transshipment ke pelabuhan di negara tujuan berikutnya dapat melakukannya lewat JICT.
Layanan transshipment internasional akan membawa dampak efisiensi bagi rantai logistik Indonesia.
JICT sendiri selama 20 tahun beroperasi telah menyetor pajak kepada negara dan keuntungan kepada Pelindo II senilai Rp15,4 triliun.
Perusahaan ini juga telah melayani bongkar muat peti kemas sampai 37,3 juta TEUs.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019