Los Angeles (ANTARA News) - Jonny Depp boleh jadi mampu melepaskan diri dari mara bahaya sebagai jagoan dalam sebuah film, namun tak ada yang bisa dilakukannya untuk menghindari dampak dari pemogokan para penulis Hollywood.
Produksi film terakhir Depp, "Shantaram", telah ditangguhkan beberapa saat sebelum kegiatan syuting dimulai di India dan Afghanistan, karena para produser tak dapat melakukan berbagai perubahan yang mereka anggap penting atas skenario.
Film yang diangkat dari novel laris dengan judul sama karya Gregory David Roberts pada 2003 itu bertutur seputar seorang pecandu narkoba Australia yang dijatuhi hukuman akibat merampok dan kemudian melarikan diri dari penjara yang dijaga ekstra ketat.
Narapidana tersebut kemudian melarikan diri ke India dan membuka klinik kesehatan gratis di kawasan kumuh Mumbai. Ia terlibat dalam penyelundupan senjata dan barang-barang palsu, yang mengantarkannya ke Afghanistan, tempat ia dan komplotannya berperang melawan pasukan pendudukan Rusia.
Juga tertunda film Depp lainnya yang berjudul "The Rum Diary", sebuah film yang diusung dari novel Hunter S. Thomson tentang pengalamannya sebagai wartawan freelance muda di Puerto Rico pada akhir dekade 1950-an, demikian menurut laporan DPA.
Masuki pekan ketiga
Pemogokan penulis Hollywood terhadap studio-studio besar telah mengakibatkan kerugian setidaknya 21 juta dolar sehari dalam pengeluaran produksi televisi saja dan membuat 10.000 pekerja menganggur jika aksi mereka berlarut-larut, kata para pakar.
Perkiraan terakhir ini, yang hanya menghitung kerugian upah dan biaya produksi lainnya di kawasan Los Angeles, muncul saat pemogokan memasuki pekan ketiga di tengah harapan perundingan mengenai pembaharuan kontrak dapat mengakhiri sengketa kerja itu menjelang Hari Natal.
"Jika mereka berupaya sungguh-sungguh untuk mencapai hasil, saya kira sebuah kesepakatan sudah dapat dicapai pada akhir pekan depan," kata pengacara dan mantan perunding pekerja studio Howard Fabrick, seperti dikutip Reuters.
Asosiasi Penulis Amerika yang beranggotakan 12.000 orang dan Aliansi Produser Televisi dan Film Amerika sepakat pada pekan lalu untuk kembali berunding pada 26 Nopember.
Isu utama yang mereka perdebatkan adalah tuntutan para penulis agar mereka memperoleh pembagian keuntungan yang lebih besar dari Internet, yang kini dipandang banyak orang akan menjadi saluran pilihan di masa mendatang bagi acara hiburan dalam bentuk film. (*)
Copyright © ANTARA 2007