Jakarta (ANTARA News) - Pollycarpus meminta kepada sekretaris Chief Pilot Airbus Garuda Indonesia, Rohainil Aini, untuk diikutsertakan dalam penerbangan GA-974 yang ditumpangi Munir pada 6 September 2004. Rohainil Aini yang dijadikan terdakwa pembunuhan berencana terhadap Munir pada sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu, membantah keterangan Pollycarpus bahwa pilot Garuda itu hanya meminta ikut penerbangan kesempatan pertama ke Singapura. "Polly sebutkan GA-974," ujar Rohainil saat mengomentari keterangan Pollycarpus setelah bersaksi. Sebelum Pollycarpus bersaksi, Chief Pilot Airbus Garuda Indonesia, Karmel Fauza Sembiring, juga memberi keterangan untuk terdakwa Rohainil Aini. Karmel menjelaskan, setelah kejadian meninggalnya Munir pada pesawat GA-974 tujuan Amsterdam, awak kabin penerbangan itu dikumpulkan oleh pimpinan Garuda untuk dimintai keterangan. Saat itu, ia baru mengetahui bahwa Pollycarpus ikut dalam penerbangan GA-974 tujuan Singapura sebagai extra crew dengan mengenakan seragam pilot dari para awak kabin penerbangan Amsterdam. "Kemudian saya diminta pimpinan saya untuk klarifikasi kepada Pollycarpus, untuk apa ia ikut sebagai extra crew ke Singapura," kata Karmel. Karmel lalu memanggil Pollycarpus dan meminta klarifikasinya pada 15 September 2004. Menurut dia, Pollycarpus terkejut ketika ditanya tentang keberadaannya sebagai extra crew dalam penerbangan ke Singapura. "Saat itu Pollycarpus bertanya `Memang captain tidak ditelpon Pak Ramelgia?" kata Karmel. Kepada Karmel, Pollycarpus mengaku diperintah oleh Ramelgia untuk tugas keamanan penerbangan ke Singapura. Pollycarpus, lanjutnya, kemudian meminta izin untuk konfirmasi kepada Ramelgia. Pada hari yang sama, sekitar pukul 15.00 WIB Karmel lalu mendapat telepon dari Ramelgia yang meminta maaf karena tidak memberitahu soal penugasan Pollycarpus ke Singapura. Karmel kemudian mendapat surat penugasan Pollycarpus ke Singapura dari Ramelgia melalui fax tertanggal 15 September 2004. Tetapi, Pollycarpus kemudian datang kepada Karmel dengan surat penugasan yang sama namun tertanggal 4 September 2004.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007