Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore, merosot tajam hampir mencapai level Rp9.400 per dolar AS karena konsumsi dolar AS cukup besar, terutama Pertamina dan PLN. Nilai tukar dolar AS turun tajam menjadi Rp9.380/9.390 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.355/9.385 per dolar AS atau turun 25 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan kebutuhan dolar di dalam negeri yang cukup besar merupakan faktor utama yang menekan rupiah merosot didukung pula oleh melemahnya bursa regional. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut, akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah mencapai di atas 99 dolar AS per barel, kaanya. Rupiah, lanjut dia, juga tertekan oleh aksi penjualan obligasi untuk membeli dolar AS oleh asing, setelah harga minyak mentah itu terus menguat. "Kami memperkirakan rupiah akan bisa mencapai level Rp9.400 per dolar AS, apabila Bank Indonesia (BI) tidak masuk pasar, " katanya. Menurut dia, BI akan masuk pasar apabila rupiah sudah mencapai level Rp9.400 per dolar AS, bila sudah di atas level Rp9.400 per dolar AS sangat tidak bagus. Jadi tingkat rupiah yang berada pada level antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar AS dinilai masih cukup stabil, ucapnya. Tertekannya rupiah antara lain akibat gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia, sehingga pelaku pasar cenderung lebih memegang dolar ketimbang mata uang lokal, tambahnya. Namun rencana bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan lagi tingkat suku bunganya akibat krisis gagal bayar kredit perumahan AS, dan kondisi pengetatan kredit AS, serta kenaikan harga minyak mentah dunia. Ia mengatakan, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunga antara 25 sampai 50 basis poin, maka rupiah diperkirakan akan kembali membaik. "Kami optimis peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada, hanya menunggu waktu saja, ucapnya. Sementara itu, dolar AS turun terhadap yen menjadi 109,70, setelah The Fed menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS akan makin melambat. Euro terhadap dolar AS menjadi 1,4833, dolar terhadap Swiss francs 1,1059.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007