Kemarin, waktu tim kesehatan kepolisian datang memeriksa, rata-rata kami PPK mengalami kenaikan tensi darah. Namun, masih dalam batas normal
Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Provinsi Aceh mengaku mengalami kenaikan tensi atau tekanan darah selama menyelesaikan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019.
"Kemarin, waktu tim kesehatan kepolisian datang memeriksa, rata-rata kami PPK mengalami kenaikan tensi darah. Namun, masih dalam batas normal," ungkap Ketua PPK Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Muhammad Irwan di Banda Aceh, Selasa.
Tidak hanya PPK, sebut dia, naiknya tekanan darah juga terjadi pada petugas pengaman proses rekapitulasi suara hasil Pemilu 2019, baik dari Polri maupun TNI.
Menurut Muhammad Irwan, kondisi tersebut terjadi karena proses rekapitulasi penghitungan suara berlangsung dari pukul sembilan pagi hingga jam dua dini hari.
"Sekarang ini sudah memasuki hari ke empat sejak Sabtu pekan lalu. Namun, proses rekapitulasi belum juga tuntas. Kami perkirakan, rekapitulasi selesai dua hari ke depan," sebut Muhammad Irwan.
Kendati proses rekapitulasi belum selesai, Muhammad Irwan mengaku Anggota PPK yang diketuainya dalam keadaan sehat. Kepada para Anggota PPK diminta tetap menjaga kesehatan.
"Saya selalu mengingatkan Anggota PPK tetap menjaga kesehatan karena tugas belum selesai. Selain menjaga kesehatan, jangan lupa berdoa agar proses rekapitulasi ini berjalan lancar," ujar Muhammad Irwan.
Terkait proses rekapitulasi di Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Muhammad Irwan menyebutkan tinggal 30-an lagi dari 108 tempat pemungutan suara atau TPS yang direkapitulasi.
"Kawan-kawan masih tetap semangat. Masih ada 30-an TPS lagi yang belum direkapitulasi penghitungan suaranya. Rekapitulasi ini harus tuntas dalam dua tiga hari ke depan," pungkas Muhammad Irwan.
Baca juga: KPU Tanah Datar tingkatkan pengamanan gudang logistik PPK
Baca juga: Delapan PPK di Sambas tuntaskan pleno
Baca juga: KPU Mamuju koordinasi Dinkes terkait kesehatan petugas PPK
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019