Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menilai layanan urun dana melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi atau fintech equity crowdfunding (ECF) bisa menjadi solusi alternatif untuk membantu perusahaan rintisan (startup) dan pelaku usaha mikro, kecil serta menengah (UMKM) dalam hal pendanaan.

"Kita melihat dengan diregulasinya equity crowdfunding platform, para pemain muda serta pelaku usaha skala kecil dan menengah untuk bisa mendapatkan alternatif dalam hal pendanaan atau funding," ujar Direktur Komunikasi dan Pengembangan Komunitas AFTECH Tasa Nugraza Barley kepada Antara di Kampus Universitas Indonesia Depok, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa maraknya dunia startup dan usaha-usaha berskala UMKM saat ini, maka tidak dipungkiri kebutuhan akan pendanaan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

"Diperkirakan ke depannya para ECF-ECF platform ini akan berkembang, dan kalau saya melihat setiap platform memiliki segmennya masing-masing. setiap segmen membutuhkan kebutuhan pendanaan yang berbeda-beda dan ini menarik," kata Barley.

Misalnya, menurut dia, Bizhare bergerak dalam segmen bisnis franchise, sedangkan Santara bergerak di bidang UMKM, serta Pramdana di investasi sektor properti.

"Ini agak mirip dengan urunan atau patungan dana, tapi dengan dukungan teknologi sehingga masyarakat yang meminjamkan atau menginvestasikan uangnya bagi orang lain untuk bisa berusaha dengan lebih transparan, ada uji tuntas (due diligence) dibandingkan dia melakukan sendiri dan ketika terjadi kegagalan ada mekanisme penyelesaiannya. Semua ini sudah dibantu oleh ECF platform, sehingga baik investor maupun pelaku bisnis saling diuntungkan," tuturnya.

Barley juga mengatakan bahwa ECF platform ini boleh dibilang replika dari bursa efek, dimana ECF platform menjalankan peran untuk mempertemukan emiten dengan investor.

Direktur Komunikasi dan Pengembangan Komunitas AFTECH itu memperkirakan bahwa ke depannya ECF-ECF platform tersebut akan semakin banyak, mengingat kebutuhan pendanaan semakin tinggi di level bisnis rintisan dan UMKM.

"Di asosiasi kita, ECF platform yang sudah mendaftar sebagai anggota baru sekitar delapan platform dari yang awalnya hanya satu-dua platform. Dan ke depannya saya kira akan semakin banyak, karena kebutuhan pendanaan semakin tinggi," kata Barley.

Baca juga: OJK segera terbitkan aturan "equity crowdfunding"
Baca juga: Lindungi data nasabah, fintech pinjaman online harus siapkan IT andal

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019