Port Moresby (ANTARA News) - Banjir di Papua Nugini menewaskan 163 orang dan sekira 1.000 rumah hancur, serta ribuan orang terpaksa mengungsi, kata polisi setempat, Rabu. Banjir di negara Pasifik Selatan bagian timur itu disebabkan badai tropis akhir pekan lalu, dan menggenangi jalan-jalan dan rel kereta api di daerah pegunungan terpencil yang menghambat usaha-usaha pertolongan. Bantuan hanya mulai tiba beberapa desa terpencil pada Rabu, ketika sejumlah helikopter tiba dari ibukota Port Moresby. "Kami mencatat 163 orang tewas, 10 akibat kelaparan," kata juru bicara polisi lokal, David Terry, kepada Reuters. "Kami menghadapi hujan di beberapa daerah provinsi itu. Di beberapa daerah air surut dan di daerah-daerah lain masih banjir," katanya. Para petugas kesehatan kuatir meluasnya penyakit. "Situasi sangat buruk. Kami perlu melakukan satu usaha pertolongan besar-besaran untuk mencegah penduduk kelaparan," kata Terry. Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, Michael Somare, memimpin sidang darurat kabinet mengenai bencana alam itu , Senin dan mengatakan banjir membuat sekitar 145.000 orang menderita. Papua Nugini, tetangga terdekat Indonesia dan Australia, adalah sebuah negara berpenduduk sekitar enam juta orang, di mana sekitar 85 persen penduduknya bergantung pada hasil pertanian. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007