Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan kenaikan harga minyak dunia yang kini sempat menembus angka 99 dolar AS per barel dikarenakan faktor eksternal. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena kenaikan ini akibat faktor eksternal (di luar Indonesia)," katanya, usai membuka Forum Penelitian dan Pengembangan ESDM di Jakarta, Rabu. Harga minyak jenis "light sweet" di pasar Singapura menembus rekor baru yakni 99,3 dolar AS per barel. Kenaikan harga tersebut terutama dipicu penurunan nilai dolar AS. Menurut Purnomo, kenaikan harga minyak dunia tidak terlalu berpengaruh pada APBN 2007, karena terjadi di akhir tahun. "Namun, kenaikan ini akan berdampak ke APBN 2008," katanya. Ia memperkirakan harga minyak Indonesia pada 2008 akan berada di atas 65 dolar AS per barel. APBN 2008 menetapkan harga minyak Indonesia sebesar 60 dolar AS per barel. Namun, proses revisi APBN 2008 baru bisa dilakukan pada pertengahan 2008. Pemerintah akan berupaya mengurangi kenaikan subsidi akibat naiknya harga minyak dengan mengurangi konsumsi premium dan minyak tanah bersubsidi, imbuhnya. Termasuk, lanjutnya, apabila harga minyak dunia terus mengalami kenaikan hingga menembus 100 dolar AS per barel. Untuk BBM nonsubsidi, ia mengatakan pengaturannya di luar pemerintah. "Industri yang terkena dampak langsung harus melakukan konsolidasi agar bisa meningkatkan daya saing. Kedua, melakukan efiseinsi," katanya. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji perubahan mekanisme subsidi BBM yang sebelumnya pada harga ke subsidi langsung ke masyarakat. Namun meski subsidi BBM telah membengkak hingga Rp90 triliun, pemerintah tetap tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi hingga setidaknya 2009. (*)

Copyright © ANTARA 2007