Jakarta (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia, Robert B. Zoellick, mengumumkan perluasan upaya membantu negara-negara di dunia agar dapat memanfaatkan perdagangan global guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, demikian dikutip dari situs resmi Bank Dunia, Rabu. Selain itu, dia juga meminta adanya percepatan penyelesaian negosiasi Putaran Doha sehingga membuka pasar bagi negara miskin. "Saya yakin akan ada kesepakatan yang dicapai, namun semua pihak yang terlibat dalam putaran Doha harus fokus pada penyelesaian masalah, bukan saling menyalahkan," kata Zoellick, dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang membahas pembiayaan perdagangan di Jenewa, Swiss. "Untuk mendorong globalisasi yang berkesinambungan bagi semua, negara-negara harus memangkas hambatan perdagangan produk-produk dari negara miskin," katanya. "Namun akses pasar saja tidak cukup. Bantuan pembiayaan perdagangan menjadi penting untuk menolong negara-negara di dunia berintegrasi dan memanfaatkan pasar global serta menikmati setiap peluang di pasar baru." Menurut Zoellick, bantuan pembangunan harus diberikan bagi negara-negara yang melakukan reformasi untuk memangkas biaya perdagangan dan menggunakan ekspor untuk pertumbuhan. "Globalisasi hanya bisa bekerja jika semua negara berpartisipasi," katanya. "Peluang perdagangan tidak boleh menjadi domain negara perdagangan utama saja, ataupun keuntungannya hanya bisa dinikmati beberapa gelintir pihak saja." Menurut WTO dan Organisasi bagi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pembiayaan Bank Dunia bagi perdagangan mencapai 3,1 miliar dolar AS per tahun bagi negara berpendapatan rendah untuk periode 2002-2005. Bantuan tersebut, menurut WTO, juga termasuk bantuan pinjaman untuk infrastruktur. Bantuan Bank Dunia, jelas Zoellick, meliputi beberapa wilayah, di antaranya pemberian bantuan teknis dan pinjaman untuk mendorong daya saing perdagangan, dan membangun infrastruktur terkait perdagangan; pemberian bantuan untuk fasilitas perdagangan; pemberian bantuan untuk pelatihan dan pembangunan kapasitas pembuat kebijakan; serta bantuan teknis untuk menganalisa hambatan perdagangan, dan indikator pembanding antar negara. Jumlah bantuan pembiayaan bagi perdagangan, tambah Zoellick, akan bergantung pada permintaan dan apakah perdagangan menjadi prioritas di negara tersebut. Hal itu juga akan bergantung pada negara-negara donor pada International Development Association (IDA) yang memberikan pinjaman lunak dan hibah bagi negara miskin. (*)

Copyright © ANTARA 2007