Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H Pareira, di Jakarta, Selasa, atas nama fraksi dan partainya menyatakan ASEAN tiada akan berarti apa-apa tanpa kepemimpinan atau keterlibatan Indonesia.
"Harus anda ingat dan belajar dari sejarah, tanpa harus mengandalkan ASEAN pun, Indonesia mampu tampil sebagai sebuah raksasa dunia, sebagaimana dulu terbukti dengan kemampuannya menggalang kerja sama lebih besar se-Asia, Afrika," tandasnya kepada ANTARA.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi desakan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Long yang meminta negara anggota ASEAN bekerja sama meningkatkan integrasi ekonomi, guna merespons kemajuan pesat Cina dan India.
Sesungguhnya, demikian Andreas Pareira, belajar dari kondisi obyektif dan tantangan serta peluang strategis ke depan, Indonesia seharusnya bisa tumbuh menjadi raksasa di kawasan Asia, seperti China dan India, tanpa harus mengandalkan ASEAN.
"Itu jika kita mampu mengelola beragam potensi yang dimiliki, terutama sumberdaya alam, dengan baik. Tetapi kalau tokh harus dengan kerjasama ekonomi kawasan, Indonesia harus berperan sebagai `leader` yang mengarahkan, bukan hanya sebagai `hinterland` dan didikte negara-negara kecil," tandas Andreas Pareira.
Ajakan Perdana Menteri Singapura itu sendiri disampaikan sehari sebelum pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 Perhimpunan Bangsa-bangsa se-Asia Tenggara di Singapura, 19-22 November 2007, yang juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Andreas Pareira sepakat, ajakan ini harus dibaca secara bijaksana, apakah bersifat tulus, atau upaya bulus memperkokoh diri Singapura sebagai sentrum dan `hub` sekaligus pemimpin ASEAN.
"Kalau toh akan ada peningkatan kerja sama kawasan di ASEAN, misalnya dengan memperkuat integrasi ekonomi, Indonesia harus berperan sebagai `leader` yang mengarahkan kerja sama," tandasnya.
Sebab, menurut Andreas Pareira, kerja sama ini tidak akan sukses, kalau Indonesia tak terlibat aktif.
"Ini yang harus disadari oleh pemimpin-pemimpin kita, sehingga peran utama harus tetap pada Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bersama masyarakat di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia," katanya lagi.
Fenomena Internasional
Andreas Pareira lebih lanjut mengakui, dengan perkembangan hubungan internasional pasca Perang Dingin yang semakin kompetitif, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama (ekonomi) kawasan menjadi fenomena baru, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah bersangkutan.
"Kasus Uni Eropa merupakan cerita sukses yang semakin memperkuat argumen pentingnya kerjasama kawasan untuk bisa mengimbangi 'the bigest economic power' seperti Amerika Serikat, atau 'the bep' yang sedang tumbuh di Asia, sebagaimana ditunjukkan China dan Indonesia," ungkapnya.
Bagi Andreas Pareira dkk, Indonesia seharusnya bisa tumbuh menjadi raksasa di kawasan Asia, seperti China dan India, tanpa harus mengandalkan ASEAN.
"Sekali lagi saya perlu katakan, Indonesia bisa jadi raksasa tanpa mengandalkan ASEAN. Itu jika kita mampu mengelola beragam potensi yang dimiliki, terutama sumberdaya alam, dengan baik. Tetapi kalau toh harus dengan kerja sama ekonomi kawasan, Indonesia harus berperan sebagai `leader` yang mengarahkan, bukan hanya sebagai `hynterland` dan didikte negara-negara kecil," tandas Andreas Pareira. (*)
Copyright © ANTARA 2007