Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Rabu dibuka melemah 0,47 persen masih mengikuti penurunan bursa regional. IHSG dibuka turun 12,245 poin menjadi 2.612,617 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, melemah 3,691 poin (0,64 persen) ke posisi 570,904. Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, mengatakan pergerakan indeks masih di-`drive` (pimpin) melemahnya bursa regional, seperti bursa Tokyo dan Hongkong. Bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 dibuka melemah 92,99 poin atau 0,61 persen menjadi 15.118,53 karena menguatnya nilai tukar yen yang telah menekan sektor eksportir. Bursa Hongkong dibuka turun 493,49 poin (1,78 persen) ke posisi 27.277,72 karena berlanjutnya kekhawatiran terhadap krisis subprime mortgage dan tidak menentunya harga minyak mentah. Kondisi ini yang menjadi kegelisahan pelaku pasar saham, namun Harry mengatakan sentimen dari dalam negeri masih menunjukkan belum ada perubahan. "Sentimen dalam negeri masih belum berubah, tapi ada sinyal positif dari perkiraan inflasi November yang rendah dan ada kemungkinan penurunan BI-rate pada Desember mendatang," kata Harry. Menurut dia, masih berlebihannya para pelaku pasar dalam menanggapi sentimen negatif dan pola perdagangan jangka pendek menjadi faktor turunnya indeks BEJ. Penurunan indeks dipimpin masih turunnya saham sektor perbankan, seperti Bank Mandiri terkoreksi Rp50 menjadi Rp3.450, Bank Niaga turun Rp10 ke posisi Rp890, dan Bank BRI merosot Rp150 ke harga Rp7.500. Namun naiknya sebagaian besar saham unggulan, seperi Aneka Tambang menguat Rp125 ke level Rp4.550, Bumi Resources terangkat Rp250 ke posisi Rp4.550, Telkom `rebound` Rp150 menjadi Rp10.250 dan Perusahaan Gas Negara naik Rp500 ke harga Rp16.350 dapat menjadi sinyal kenaikan indeks BEJ. Sebenarnya tren indeks masih menunjukkan pergerakan positif, setelah beberapa perdagangan menunjukkan penurunan, tambah Harry. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007