Jakarta (ANTARA) - PT Jasa Raharja (Persero) selama triwulan I-2019 telah menyerahkan santunan kepada korban kecelakaan sebesar Rp614,41 miliar, naik 5,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp582,11 miliar.
"Korban yang kita berikan santunan adalah baik yang kecelakaan luka maupun meninggal di darat, laut maupun udara yang tersebar di seluruh daerah," kata Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet kepada pers saat temu media di Jakarta, Selasa.
Dikatakan, dari sejumlah santunan kepada korban terbanyak atau sekitar 70 persen dialami kecelakaan darat, terutama kecelakaan bus.
Saat ini, katanya, jumlah kecelakaan di Indonesia masih cukup tinggi dengan angka kematian sekitar 4-6 orang per jam. Dari catatan yang diperoleh setiap tahun jumlah korban meninggal rata-rata 24.000 orang dan korban luka rata-rata 100.000 orang.
Selama 2018, perusahaan memberikan santunan kepada keluarga meninggal sebesar Rp1,41 triliun dan untuk korban luka-luka sebesar Rp1,16 triliun.
Dikatakan, orientasi perusahaan dalam menangani korban kecelakaan sudah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu kalau dahulu perusahaan bersikap pasif menunggu laporan kecelakaan dari ahli waris, namun sekarang perusahaan aktif menjemput lokasi kecelakaan dan menanyakan keluarga atau ahli waris korban.
"Jadi sekarang kantor Jasa Raharja banyak yang sepi, karena karyawannya banyak yang berkeliaran mendatangi lokasi kecelakaan atau rumah sakit. Kalau kantor Jasa Raharja ramai justru itu menunjukkan kinerja yang tidak baik," kata Budi.
Untuk itu, katanya lebih lanjut, semua karyawan perusahaan dibekali oleh perangkat teknologi yang canggih untuk bisa mengetahui dan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Jasa Raharja harus tanggap dengan perkembangan sektor teknologi yang begitu pesat dan saat ini tren teknologi telah mengarah pada transportasi daring, big data, dan pembayaran elektronik.
"Jika tidak mau tergilas dengan kemajuan zaman, maka perusahaan harus bisa menyesuaikan. Tren ekonomi kini juga telah berubah. Saat ini banyak bermunculan start up - start up (rintisan) baru. Kemudian, banyak pula model bisnis yang berbasis kemitraan,” katanya.
Baca juga: Jasa Raharja serahkan santunan ahli waris korban Lion
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019