Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 50 pemuda dari Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos mengikuti pelatihan sekaligus dilantik sebagai Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara bersama 60 pemuda Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Total 110 pemuda itu digembleng dalam Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara 2019 di Jakarta selama empat hari, 22-25 April 2019. Mereka digembleng mentor dari Pusat Media Damai (PMD) BNPT dan narasumber pakar kontra narasi berskala internasional dan nasional.
Di Indonesia, duta damai dunia maya dibentuk sejak 2016 dan saat ini memiliki 780 anggota dari 13 provinsi. Mereka aktif mengisi dunia maya dengan konten positif.
"Kami sengaja memperluas duta damai dunia maya ke kawasan Asia Tenggara karena saat ini seluruh negara di dunia sedang menghadapi perubahan pola dan modus terorisme dari cara lama ke cara baru," kata Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dikutip dari siaran pers, Selasa.
Perubahan pola itu, jelas Hendri, ditunjukkan dengan pemanfaatkan secara masif kecanggihan teknologi dan informasi oleh kelompok teroris dalam menyebarkan pesan kekerasan dan rekrutmen anggota mereka.
"Melawan terorisme tidak sekadar mewaspadai panggung aksi kekerasan mereka, tetapi juga harus mewaspadai panggung narasi kekerasan yang tersebar di dunia maya," ujar Hendri.
Mantan Komandan Grup III Kopassus itu menegaskan bahwa aksi kekerasan dan terorisme bisa dicegah dan diamputasi melalui upaya penindakan dan penegakan hukum. Namun, narasi kekerasan dan terorisme yang masif dan viral di dunia maya sulit untuk ditanggulangi.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamli menambahkan sejauh ini duta damai dunia maya di Indonesia dan para pegiat perdamaian di dunia maya sudah melakukan kontra narasi di dunia maya.
"Dengan adanya duta damai dunia maya Asia Tenggara, kita bisa berkolaborasi dan berbagi peran dalam melawan propaganda terorisme dan ektremisme di dunia maya dalam ruang yang lebih luas lagi," ujar Hamli.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019