Serang (ANTARA News) - Kabut tebal yang menyelimuti Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda mengakibatkan tidak telihat jelas semburan pijar dan asap berwarna putih kelabu dari letusan gunung api aktif tersebut.
Petugas pengamatan di Pos Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa menyebutkan bahwa hingga saat ini aktivitas GAK masih terus mengeluarkan letusan dan terjadi kegempaan vulkanik.
Sekitar pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terjadi sebanyak 59 kali letusan, kegempaan vulkanik A (dalam) 9 kali, vulkanik B (dangkal) 29 kali, tremor 16 kali, dan gempa hembusan sebanyak 29 kali.
Sejauh ini frekuensi letusan dan kegempaan GAK masih fluktuatif.
"Selama ini Anak Krakatau tetap dalam status Siaga dan masyarakat tetap tidak diperbolehkan untuk mendekati kawasan tersebut, bahkan Selasa (20/19) tidak terlihat semburan pijar dan asap, karena kabut tebal," kata Budiman, dari Tim Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG), di Pos Pemantauan GAK di Pantai Carita, Banten.
Menurut dia, saat ini letusan dan kegempaan sejak dinyatakan status siaga level III oleh PVMBG, dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Padahal, katanya, kondisi semacam itu hampir sebulan lamanya, namun tidak ada perkembangan adanya penurunan status siaga menjadi waspada, karena hingga saat ini alat perekam seismograf tetap menunjukan aktivitas Anak Gunung itu.
"Saya belum memastikan penurunan status Anak Krakatau karena masih berlanjut letusan dan terjadi gempa," katanya.
Sementara beberapa warga Umbul Jaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, mengemukakan bahwa selama aktivitas GAK terjadi, ternyata membawa dampak positif bagi perekonomian warga setempat.
Sebagian besar pengunjung menyempatkan diri ke Pantai Umbul Jaya untuk melihat secara visual. Apalagi, cuaca cerah dan banyak pengunjung melihat secara langsung aktivitas gunung, bahkan jika malam terlihat jelas semburan pijar.
"Hampir dua pekan terakhir ini pendapatan dari berjualan meningkat, dibandingkan sebelum terjadi letusan anak gunung," kata Mimin (45), seorang pedagang makanan di Pantai Umbul Jaya, Anyer. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007