Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perbankan Indonesia perlu membuka cabang di Kuala Lumpur, Malaysia, mengingat perdagangan kedua negara yang terus meningkat, jumlah TKI yang mencapai 1,2 juta orang dan 26.000 pelajar Indonesia di negara ini.
"Saya heran kenapa perbankan Indonesia tidak tertarik membuka cabang di Kuala Lumpur, sedangkan di negara lain seperti Amerika ada cabang bank BUMN, padahal potensi di Malaysia sangat besar," kata Atase Ekonomi KBRI Kuala Lumpur, Rahmat Pramono, Selasa.
Menurut dia, perdagangan kedua negara tahun 2006 mencapai 8,9 miliar dolar AS, sedangkan investasi Malaysia di Indonesia tahun 2006 telah 2,2 miliar dolar mengalahkan semua investor asing dari negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan dan lain-lainnya.
Selain itu potensi tenaga kerja Indonesia di Malaysia sangat besar. Ada 1,2 juta TKI yang legal, di antaranya banyak merupakan ekspatriat bekerja yang di Petronas, Shell dan lain-lainnya. "Bisnis jasa pengiriman uang sangat besar di Malaysia," tambah dia.
Begitu pula dengan jumlah pelajar Indonesia di Malaysia ada sekitar 26.000 orang.
Rahmat Pramono mengemukakan pula Bank Muamalat Indonesia akan membuka cabangnya di Kuala Lumpur untuk memanfaatkan jasa pengiriman uang dan pendanaan biaya pembangunan karena banyaknya investor Arab yang masuk ke Malaysia.
"Bank Muamalat Indonesia sedang mengurus ijinnya di Bank Negara (Bank Sentral Malaysia) untuk membuka cabang di Kuala Lumpur," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007