Batam (ANTARA) (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memantau 41 titik panas di akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
"Dari data hotspot hingga sore hari ini sebaran titik panas masih terpantau 40 titik di wilayah Bunguran Timur dan wilayah Bunguran Barat terpantau 1 titik," kata
Kasi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman di Batam, Senin.
Ia mengatakan kabut asap cenderung meningkat pada pagi, karena kondisi kelembapan udara yang cukup tinggi dan angin yang bertiup masih kategori teduh sehingga saat penguapan udara terjadi, kabut asap di wilayah kebakaran tidak bisa kemana-mana.
"Akhirnya merambat pelan mengikuti pergerakan arah angin dan pengaruhnya masih bersifat lokal di wilayah tertentu," kata dia.
Secara umum, kata dia melanjutkan, kabut asap cukup membahayakan karena membatasi jarak pandang dan berdampak bagi kesehatan seseorang apabila terhisap melalui saluran pernafasan.
Namun, ketebalan kabut asap belum mempengaruhi penerbangan di Natuna.
Berdasarkan pantauan BMKG, pergerakan kabut asap ke arah selatan hingga barat Kepulauan Natuna. Jauh dari posisi Bandara Ranai yang berada di sebelah timur Natuna.
Meski begitu, BMKG mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari kebakaran lahan dan hutan, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan yang dapat menyebabkan kebakaran lahan dan hutan.
Masyarakat juga diimbau tidak membuka lahan untuk pertanian/perkebunan dengan cara membakar.
Baca juga: Satgas Gakkum proses 15 tersangka pembakar lahan
Baca juga: BRG - Kemitraan dorong partisipasi warga cegah karhutla melalui BUMDes
Baca juga: Waspadai penurunan tinggi muka air gambut untuk cegah karhutla
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019