Investasinya kurang dari Rp40 miliar untuk 30 unit pengadaan pertama. 'Charging station' ada 11 dan akan ditambah dua atau tiga lagi di depan gedung (kantor pusat)

Jakarta (ANTARA) - PT Blue Bird Tbk menyebutkan tarif taksi listrik yang baru diluncurkan perusahaan itu akan sama dengan tarif taksi konvensional berbahan bakar minyak (BBM).

Menurut Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono dalam peluncuran taksi listrik di Jakarta, Senin, hal itu lantaran pihaknya belum bisa mengkompensasi tarif dengan investasi kendaraan listrik yang masih cukup mahal.

"Untuk tarif, kita targetkan yang Bluebird listrik sama dengan Bluebird yang lainnya (yang menggunakan BBM). Begitu pula Silverbird masih menggunakan tarif yang sama. Karena kita belum dapat mobil dengan harga lebih murah meski biaya listriknya lebih murah," tuturnya.

Adrianto menuturkan meski harga bensin lebih mahal, namun ketersediannya merata di seluruh lokasi. Sementara stasiun pengisian kendaraan listrik yang disediakan perusahaan masih terbatas jumlah dan lokasinya.

Ia menjelaskan, untuk menyediakan layanan taksi listrik, emiten berkode saham BIRD itu menggelontorkan biaya riset dan pengembangan sekitar Rp40 miliar.

Investasi itu digunakan untuk membeli 25 kendaraan listrik asal China BYD e6 A/T dan 5 kendaraan listrik asal Inggris Tesla Model X 75D A/T serta pembangunan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik yang saat ini terbangun 11 unit.

"Investasinya kurang dari Rp40 miliar untuk 30 unit pengadaan pertama. 'Charging station' ada 11 dan akan ditambah dua atau tiga lagi di depan gedung (kantor pusat)," tutur Adrianto.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan kendaraan listrik bisa hemat biaya bahan bakar hingga sekitar 40 persen atau separuhnya dibandingkan jika menggunakan BBM konvensional seperti Premium.

"Listriknya sekitar Rp1.467 per kWh kan sehingga bahan bakarnya mungkin hanya setengah atau 40 persen dari yang menggunakan Premium," katanya.

Jonan pun mendukung layanan taksi listrik itu dengan mendorong peningkatan jumlah SPLU (Stasiun Penyedia Listrik Umum) yang saat ini sebanyak 1.600 unit menjadi minimal 2.000 unit di Jabodetabek.

Mantan Menteri Perhubungan itu berpesan agar Bluebird bisa menggunakan teknologi "fast charging" sehingga lebih efisien. Ia pun meminta agar perusahaan itu memanfaatkan diskon listrik PLN dengan mengisi daya mobil di jam 22.00-06.00.

"PLN kan punya program kalau pakai listrik dari jam 22.00-06.00 ada diskon 30 persen. Jadi mobilnya mahal, tapi biaya listriknya murah," tukasnya.

Pesan lainnya, Jonan meminta Bluebird tidak menurunkan spesifikasi kendaraan karena layanan baru itu harus mengutamakan kualitas agar punya nilai baik di mata konsumen.

"Saya sangat sarankan karena ini baru, pengadaan mobil listriknya yang kualitas kelas satu. Kalau ada 'spec down' (penurunan spesifikasi), dan ada gangguan, pelanggan bisa marah," katanya.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019