Singapura (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi Area Pertumbuhan Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina-Asia Timur ke-4 (BIMPG-EAGA) yang berlangsung di Singapura, Senin, sepakat mempercepat penambahan pembukaan jalur penerbangan antar negara sebagai satu solusi mempercepat proses interaksi ekonomi di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Indonesia Boediono, di Hotel Shangri-La, Singapura, Senin. Pertemuan yang berlangsung tertutup sekitar 40 menit tersebut dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang didampingi delegasi Indonesia yaitu Menko Perekonomian Boediono, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Perdangan Mari E Pangestu, Kepala BKPM M. Luthfi, dan Gubernur Sulawesi Utara HS Sarundayang yang bertindak sebagai Koordinator BIMP-EAGA Governor`s Forum-Indonesia. "Pembukaan jalur penerbangan disepakati sebagai salah satu terobosan dalam mengatasi keterbatasan akses ke kota-kota yang dijadikan sebagai barisan terdepan dalam kerja sama, seperti antara Manado-Davao, Manado-Sarawak, ataupun Kuching-Pontianak," kata Boediono. Dalam isu fasilitas perdagangan, ditekankan pentingnya pengidentifikasian sistem dan mekanisme yang tepat bagi arus manusia dan barang antar kota-kota BIMP-EAGA. Ditekankan, pada pertemuan itu masih terdapat beberapa kerja sama yang belum terimplementasikan dan membutuhkan usaha dan perhatian bersama. Dalam isu fasilitas perdagangan, ditekankan pentingnya pengidentifikasian sistem dan mekanisme yang tepat bagi arus manusia dan barang antar kota-kota di kawasan BIMP-EAGA. Gubernur Sulawesi Utara, HS Sarundajang mengatakan untuk mempercepat implementasi mekanisme perdagangan, misalnya di Manado dibuat semacam pusat perdagangan (trade center). Produk-produk Indonesia digelar, sehingga memudahkan mitra dagang dari Davao, Filipina untuk melakukan interaksi bisnis. "Potensi dagang di wilayah itu sangat besar, namun kita belum menghitung dari sisi nilai. Tapi yang pasti Davao membutuhkan berbagai barang dari Indonesia seperti keramik, garmen," ujarnya. Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal menjelaskan dalam pertemuan tersebut Presiden Yudhoyono menekankan pentingnya kerja sama di bidang pariwisata dan lingkungan hidup. "Promosi pariwisata dari setiap negara itu suatu keharusan, namun perlu dikembangkan dengan pemberdayaan usaha kecil menengah di bidang pariwisata," kata Dino. Sedangkan di bidang lingkungan hidup, keempat negara dapat dijadikan contoh pengelolaan lingkungan khususnya konservasi laut, yaitu pengawasan biota karang laut, dan memperluas budidaya rumput laut. "Rumput laut menjadi salah satu faktor yang bisa menyerap gas karbon di udara. Pengelolaan lingkungan di wilayah ini juga akan dibawa dan dibahas pada sidang PBB tentang perubahan iklim di Bali, Desember 2007," katanya. Dalam pertemuan juga dibahas perkembangan BIMP-EAGA Business Council (BEBC) dalam rangka mekanisme pengiriman misi dagang antar negara-negara anggota yang bisa memfasilitasi perdagangan antar UKM di wilayah itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007