Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia berharap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) berhasil meloloskan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza.

"Kita tidak tahu apakah ini akan lolos atau tidak pada akhirnya, tentu akan merupakan suatu perjuangan yang sulit tapi paling tidak sekarang sudah ada resolusi dalam bentuk blue draft (draft yang tinggal diajukan)," kata Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Jakarta, Jumat.

Menurut Dino, elemen-elemen dalam rancangan itu banyak mengakomodasi materi yang diusulkan Presiden Yudhoyono dalam suratnya ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengenai perlunya gencatan senjata, kembali pada status tenang, keperluan dialog dan kehadiran pasukan monitor internasional yang bertugas mengawasi
situasi di kemanusiaan di lapangan.

"Sewaktu yang lain hanya berpikiran mengenai pernyataan, Indonesia sudah paling depan dengan meminta perlunya suatu resolusi," katanya.

Ia juga mengatakan upaya diplomasi Indonesia melalui Gerakan Non Blok memberikan suatu tekanan tersendiri bagi DK PBB.

Saat ditanya apakah rancangan terbaru tersebut mengakomodasi usulan AS untuk juga meminta Hamas menghentikan serangan, Dino berkata, "saya tidak bisa merujuk secara jelas terhadap wordingnya (kata per kata) tapi yang jelas isinya harus ada gencatan senjata dari kedua belah pihak yang dimonitor oleh masyarakat internasional".

Dino mengakui bahwa upaya meloloskan resolusi itu lebih sulit namun tetap masih ada harapan.

Sementara itu negara-negara besar Barat dan Arab telah mencapai kesepakatan, Kamis (8/1), mengenai rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan minta gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

Dewan Keamanan telah mengadakan konsultasi tertutup mengenai Jalur Gaza, Kamis, menjelang malam, tapi tidak jelas apakah akan ada pemungutan suara segera.

Sesjen Liga Arab Amr Moussa mengatakan sedianya dewan akan mengadakan pemungutan Kamis, tapi para diplomat Barat, yang meminta tidak disebutkan nama mereka, mengatakan pemungutan suara akan ditangguhkan hingga Jumat.

Resolusi itu "menekankan keadaan mendesak dan permintaan akan gencatan senjata segera yang dapat tahan lama dan dihormati sepenuhnya, yang akan menghasilkan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza", menurut salinan naskah tersebut.

Israel menyerang Jalur Gaza pada 27 Desember dalam upaya untuk menghentikan serangan roket oleh gerilyawan Palestina terhadap Israel selatan.

Negara-negara Arab, banyak yang menghadapi sentimen anti-Israel di dalam negeri, bersikeras Dewan Kemanan PBB --yang memiliki 15 anggota-- harus mengeluarkan resolusi yang mengikat yang akan memaksa Israel mengakhiri serangan militer di Jalur Gaza dengan segera.

Lebih dari 750 warga Palestina dan 11 warga Israel telah tewas dalam serangan 13 hari yang ditujukan untuk menghentikan serangan roket dari pejuang HAMAS di Israel selatan itu.

Israel menentang gagasan resolusi PBB yang mengikat itu. (*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009