Kediri (ANTARA News) - Permukaan danau kawah Gunung Kelud semakin tidak terlihat akibat kemunculan kubah lava berwarna hitam pekat yang semakin membesar dan menutupi hampir seluruh permukaan telaga. Hasil pengamatan visual melalui kamera sirkuit (CCTV) di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jatim, Senin sore sekitar pukul 15.45 WIB menunjukkan, tidak adanya air lagi di sebelah selatan dan timur danau kawah. "Namun di sisi barat dan utara masih terlihat adanya asap warna putih. Ini menunjukkan masih adanya air, meskipun volumenanya sangat sedikit di sisi barat dan utara danau," kata Kasubid Pengamatan Gunung Api PVMBG, Agus Budianto, sambil menunjukkan hasil rekaman kamera sirkuit yang terpasang di puncak Gunung Sumbing itu. Ia memperkirakan, air danau kawah Gunung Kelud saat ini masih tersisa sekitar 15 persen dari volume sebelumnya, saat status Gunung Kelud Aktif Normal (Level I) yang mencapai 2,5 juta meter kubik. "Sejak munculnya kubah lava yang teramati mulai 4 November lalu, sampai sekarang terus membesar. Kalau pada 4-5 November tinggi kubah lava mencapai 70 meter, maka mulai tanggal 6 November sampai sekarang sudah mencapai 150 meter dari permukaan danau dengan garis tengah mencapai 300 meter," katanya menjelaskan. Bahkan terdesaknya danau oleh kubah lava membuat kagum tim pengamat PVMBG, karena pada saat itu keluar asap tebal berwarna putih kehitam-hitaman yang menjulang ke angkasa selama dua menit mulai pukul 15.45 WIB. Lebih lanjut Agus Budianto menambahkan, sampai saat ini lelehan kubah lava masih terus menghasilkan pijaran api yang berpotensi terjadinya letusan freatik. Sementara itu, pada pukul 00.00 hingga 06.00 WIB telah terjadi 274 kali gempa embusan dengan amplituda maksimum antara dua hingga 19,5 milimeter dengan durasi waktu antara 5,5 hingga 125 detik. Dalam rentang enam jam itu juga terjadi satu kali gempa tektonik jauh dengan amplituda maksimum lima milimeter selama 160 detik. Kemudian pada pukul 06.00 hingga 12.00 WIB gempa embusan meningkat hingga mencapai 300 kali dengan amplituda maksimum 2,5 hingga 19,5 milimeter dalam durasi waktu lima sampai 80 detik disertai gempa tektonik sembilan milimeter dalam waktu 200 detik. Dengan fenomena ini, Agus Budianto, menyimpulkan masih adanya aktifitas magmatik yang cukup signifikan dari dalam kawah Gunung Kelud. Oleh sebab itu PVMBG belum bisa menurunkan status Gunung Kelud dari Siaga (Level III).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007