Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya saham Bumi Resources (BUMI) dan Indosat (ISAT) pimpin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin, ditutup turun 0,82 persen. IHSG BEJ ditutup turun 21,891 poin menjadi 2.646,813 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, melemah 5,174 poin (0,88 persen) ke posisi 580,165. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan bahwa turunnya indeks lebih disebabkan oleh turunnya BUMI dan ISAT. Menurut Krisna, KPPU yang menuduh Temasek telah menyalahi hukum Indonesia, karena menguasai lebih dari 50 persen saham telekomunikasi di Indonesia, telah menekan harga saham ISAT dan berimbas kepada saham telekomunikasi lainnya, seperti Telkom (TLKM). Masalah itu telah membuat saham ISAT anjlok Rp400 menjadi Rp8.400, karena Temasek salah satu pemegang saham perusahaan telekomunikasi terbesar kedua ini dan diikuti saham TLKM terkoreksi Rp50 ke posisi Rp10.450 dan Excelmindo (EXCL) turun Rp25 ke level Rp1.975. Sementara itu, turunnya saham BUMI, karena obligasi konversi sudah bisa ditukar dengan saham yang harganya di bawah Rp3.000. Krisna mengungkapkan, dengan konversi yang lebih murah ini membuat harga saham BUMI turun Rp300 ke posisi Rp4.300 dan mempengaruhi harga tambang lain, seperti Aneka Tambang melemah Rp25 ke level Rp4.225, Pertambangan Batubara Bukit Asam turun Rp500 ke harga Rp10.150, Energi Mega Persada terkikis Rp50 ke Rp1.320 dan Internasional Nickel turun Rp300 menjadi Rp107.600. "Kedua saham ini memiliki nilai kapitalisasi pasar yang tinggi, sehingga bisa mempengaruhi arah pasar," tambahnya. Ia juga mengungkapkan, penurunan indeks juga dipengaruhi oleh melemahnya sebagian besar bursa regional. Kondisi di atas ini telah membuat saham yang turun mendominasi pasar BEJ sebanyak 136 dibanding yang naik hanya 45, sedangkan 65 stagnan dan 161 tidak aktif diperdagangkan. Volume perdagangan mencapai 2,598 miliar saham dengan nilai Rp3,319 triliun dari 52.593 kali transaksi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007