Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot antar-bank Jakarta pada Senin sore turun 10 poin menjadi Rp9.330/9.340 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu senilai Rp9.320/9.359 Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar yang semula melepas dolar AS kembali memburu mata uang asing itu. Akibatnya, menurut dia, dolar AS menguat terhadap rupiah, meski ada kekhawatiran terhadap kasus gagal bayar kredit sektor perumahan di AS masih berlanjut. Rupiah, menurut dia, mendapat tekanan pasar, setelah harga minyak mentah dunia kembali menguat hingga di level 92 dolar AS per barel. Kenaikan harga minyak mentah dunia memicu pelaku kembali membeli dolar AS, setelah pada pagi hari melepasnya, katanya. Rupiah, lanjut dia, kalau tidak ada hambatan akan bisa mencapai level Rp9.400 per dolar AS pada pekan ini. Pada level tersebut, kemungkinan Bank Indonesia akan masuk pasar untuk menahan tekanan terhadap rupiah, katanya. Menurut dia, kenaikan dolar AS yang tipis itu, karena pelaku menunggu hasil pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang akan membahas mengenai mata uang dan pertumbuhan ekonomi global yang tidak seimbang. Mereka ingin mengetahui apakah ada pengalihan nilai tukar asing dari dolar AS ke euro, melihat nilai dolar AS terus melemah terhadap mata uang Eropa itu, katanya. Dolar AS terhadap euro melemah 0,2 persen menjadi 1,4685 dan dolar AS terhadap yen turun jadi 110,95 atau 0,1 persen. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007