Riyadh (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi III Negara-negara Pengekspor Minyak (KTT III OPEC) ditutup Minggu petang dengan menelurkan deklarasi mengenai "Tantangan Globalisasi dan Perubahan Pasar Energi Global yang Dinamis", "Energi bagi Pembangunan Berkelanjutan serta "Energi dan Lingkungan". Sesi terakhir pertemuan puncak yang berlangsung sejak Sabtu tersebut diikuti seluruh pimpinan delegasi terdiri dari para pemimpin atau wakil-wakil pemerintahan dari 13 negara anggota OPEC termasuk Wapres RI M. Yusuf Kalla. Raja Abdullah sebagai pimpinan sidang meminta Sekjen OPEC Abdullah Salem Al-Badri untuk membacakan naskah deklarasi KTT III OPEC tersebut. Pada bagian mengenai "Tantangan Globalisasi dan Perubahan Pasar Energi yang Dinamis" yang terdiri dari 14 butir antara lain disebutkan upaya untuk melanjutkan pasokan minyak ke pasar dunia dalam jumlah yang memadai, tepat waktu, efisien, ekonomis dan terpercaya. Butir lain berisi desakan kepada semua pihak untuk meningkatkan efisiensi di pasar keuangan petroleum dengan tujuan menekan ketidakpastian harga yang dapat membahayakan, baik bagi produsen maupun konsumen minyak bumi. OPEC juga sepakat untuk melanjutkan proses koordinasi dan konsultasi dengan negara-negara produsen minyak lainnya (non-OPEC-red) demi kepentingan negara-negara produsen minyak. Dialog antara negara produsen dan konsumen melalui Forum Energi Internasional (IEF) dan di fora internasional maupun regional lainnya akan ditingkatkan dan diperluas demi kepetingan semua pihak dengan mengacu pada keberhasilan dialog antara OPEC dengan Uni Eropa, RRC, Rusia serta Badan Energi Dunia (IEA). OPEC dalam salah satu butir deklarasinya juga mendorong pertukaran dan kerjasama teknologi serta pengembangan SDM, baik dengan sesama industri perminyakan di kalangan anggota maupun di luar itu demi meningkatkan efisiensi, inovasi serta tata kelola internasional yang baik. Disebutkan pula kerjasama dengan pemerintah di luar OPEC, organisasi dan komunitas bisnis internasional serta transfer teknologi antar sesama anggota untuk mendiversifikasikan ekonomi dan mencapai kemajuan sosial serta pembangunan berkelanjutan. Deklarasi mengenai Energi dan Pembangunan Berkelanjutan terdiri dari tujuh butir, antara lain berisi penempatan prioritas utama bagi upaya pengentasan kemiskinan, baik di tingkat lokal, regional maupun internasional. Butir lainnya berisi tekad OPEC untuk melanjutkan kerjasama dengan komunitas internasional bagi saling ketergantungan, kemajuan dan pembentukan kerangka saling dukung bagi pembangunan berkesinambungan yakni pembangunan ekonomi, sosial dan proteksi lingkungan. OPEC juga mendesak negara-negara maju untuk memfasilitasi akses teknologi modern kepada negara berkembang yang dapat dipercaya, terjangkau, layak secara ekonomi, diterima secara sosial dan ramah lingkungan. Butir lainnya berisi penegasan kembali agar OPEC melanjutkan komitmen untuk memberikan bantuan melalui Dana OPEC bagi Pembangunan Internasional (OFID) dan juga melalui saluran pengembangan bantuan bilateral, regional maupun multilateral. Menteri Keuangan, Energi atau Petroleum anggota OPEC diminta untuk melakukan studi mengenai cara-cara untuk meningkatkan kerjasama keuangan antara negara-negara OPEC. Deklarasi di bidang energi dan lingkungan terdiri dari tujuh butir, antara lain berisi tekad untuk melanjutkan respons terhadap tantangan lingkungan dan dukungan terhadap upaya internasional untuk mengatasi masalah ini dengan pendekatan biaya se-effektif mungkin (cost-effective manner). OPEC akan meningkatkan kolaborasi di bidang riset dan pengembangan di sektor perminyakan antara pusat-pusat teknologi dan sains, juga dengan kalangan industri dan badan-badan internasional dengan sasaran untuk meningkatkan basis sumberdaya perminyakan (petroleum resource base), efisiensi produksi dan mengenalkan energi yang lebih bersih (dari pencemaran-red). Butir lain deklarasi lainnya berisi peringatan mengenai pentingnya pendekatan komprehensif terhadap perubahan iklim yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan emisi gas rumah kaca (greenhouse gases), sumber-sumbernya, sektor-sekor terkait serta manfaat mekanisme Protokol Kyoto. OPEC juga menekankan pentingya teknologi perminyakan yang lebih bersih dan efisien, demi melindungi lingkungan lokal, regional dan global dan pentingnya teknologi untuk mencegah perubahan iklim, misalnya teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage - CCS). Dalam KTT kali ini tidak disinggung masalah kenaikan produksi minyak yang diharapkan banyak pihak untuk meredam tingginya harga minyak bumi dalam beberapa bulan terakhir ini. Kesepakatan mengenai kenaikan pagu produksi minyak OPEC kemungkinan akan dibahas pada pertemuan menteri-menteri OPEC di Abu Dhabi awal Desember nanti, walaupun dalam KTT ke-3 ini juga muncul pro dan kontra tentang kemungkinan tersebut. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007