"Perjuangan Kartini di era sekarang bukan lagi setara dalam pendidikan, tapi harus berani berjuang dalam politik untuk memperjuangkan hak dan perlindungan perempuan dalam pembangunan," kata Akhid Nuryati di Kulon Progo, Minggu.
Ia mengatakan anggota perempuan di DPRD Kulon Progo memperjuangan anggaran, contohnya pada 2012, dirinya dan anggota legislatif perempuan lain memperjuangkan anggaran untuk insentif kader-kader posyandu.
"Kader posyandu yang jumlahnya 937 orang di seluruh Kulon Progo mendapat kenaikan insentif, meski hanya sedikit sekitar Rp10 ribu per orang, tapi kenaikan total dalam satu tahun sudah mencapai Rp1 miliar," katanya.
Kemudian, pada 2018, anggota legislatif perempuan memperjuangkan keterwakilan perempuan dalam Perda Inisiatif DPD. Perda tersebut akan dilaksanakan pada Agustus 2019.
"Harapannya dari sisi politik, ada keterwakilan perempuan di tingkat bawah, Perda DPD isinya minimal harus ada satu perempuan. Itu wajib, dalam keterwakilan kewilayahan ada perempuan. Jadi keterwakilan perempuan di bidang perundang-undangan yang memberikan ruang kepada perempuan," katanya.
Selanjutnya, di bidang pemberdayaan koperasi dan UMKM, anggota legislatif perempuan DPRD Kulon Progo memperjuangkan Perda tentang Perlindungan Produk Lokal. Itu mendorong peran perempuan, di mana pelaku UMKM di Kulon Progo didominasi oleh perempuan.
"Kita bela, kita perjuangkan regulasinya, bagaimana produk lokal karena perempuan paling terlibat di dalamnya," katanya.
Ke depan, lanjut Akhid, partisipasi perempuan dalam politik lewat jalur legislatif harus diperjuangkan.
Di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tempat di mana dirinya berkecimpung, sangat berpihak pada kesetaraan gender , terbukti keterwakilan perempuan lebih dari 30 persen.
Artinya, di PDI Perjuangan Kabupaten Kulon Progo, peran perempuan diberi rumah dan tempat yang sangat luas, bagaimana kita memanfaatkan akses itu. Dari hasil Pemilihan Legislatif 2019 dengan estimasi sementara, PDIP Kulon Progo mendapat caleg perempuan sebanyak empat orang, yakni Akhid Nuryati, Keksi (Dapil IV), Ida dan Septi (Dapil II) atau mengalami kenaikan 100 persen dari dua menjadi empat orang.
"Di DPRD tinggal memerankan partisipasi dan emansipasinya," katanya.
Lebih lanjut, Akhid berharap partisipasi perempuan di Kulon Progo akan meningkat. Apalagi dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta, perempuan harus benar-benar dapat mengambil peran, di sektor tenaga kerja riil dan tenaga kerja ahli, maupun kerja kasar.
"Beberapa hal yang harus dipahami oleh perempuan yang berjuang di jalur politik, yakni bagaimana kita bisa ikut serta membangun Kulon Progo lebih maju. Pekerjaan rumah ke depan, yakni peningkatan sumber daya manusia perempuan supaya lebih maju," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019