Jambi (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Himpunan Psikologi (Himpsi) Dr Ayu Dini Nindyati mengatakan peran perempuan di berbagai sektor pekerjaan dan profesi semakin menentukan karena mereka memiliki kompetensi yang diperlukan dan mumpuni.
"Peranan kaum perempuan saat ini tidak lagi berkutat dalam gender, namun karena memang memiliki kompetensi. Mereka yang memiliki kompetensi di bidangnya, maka di sana bisa jadi pengembangan potensi perempuan," katanya di Jambi, Minggu.
Ditemui di sela-sela pelantikan pengurus Himpsi Jambi periode 2018-2022, Sekjen Himpsi itu mengaku melihat posisi dan peran perempuan semakin luas dan menjadi kekuatan di segala bidang, termasuk dalam pembangunan.
Tingkat pendidikan kaum perempuan, kemampuan dan kompetensinya tidak lagi dipandang dari sisi gender, namun dibidik dari kompetensi masing-masing. Bahkan dia melihat tidak ada lagi sekat yang terlalu jauh dari sektor-sektor pekerjaan.
"Bila sebelumnya ada sektor pekerjaan tertentu yang memiliki kesan maskulin, atau hanya bisa dilakukan kaum laki-laki, namun kini melalui kompetensi bisa dilakoni kaum perempuan," katanya.
Ayu Dini Nindyati mencontohkan untuk sektor pertambangan, saat ini banyak pekerja di sektor pertambangan yang dilakukan perempuan yang memiliki kompetensi di bidangnya, dan hasilnya maksimal.
"Dulu misalnya untuk fakultas tertentu seperti pertambangan, jarang ada mahasiswa perempuan di sana. Tapi dengan sekarang banyak mahasiswi dan lulusan jebolan itu, dan mereka kompeten sehingga bisa terjun ke sektor itu," kata dosen Psikologi Universitas Paramadina Jakarta itu.
Ia mengaku tidak sependapat bila emansipasi saat ini diartikan kaum perempuan hendak mengambil alih peran atau pekerjaan kaum pria. Pandangan itu keliru, karena saat ini tak lagi bicara gender, tapi lebih kepada kompetensi masing-masing.
"Melalui kompetensi, tidak hanya pekerjaan pria yang bisa dipegang perempuan. Tapi juga bidang yang selama ini seolah hanya ditekuni oleh kaum perempuan saat ini banyak digeluti kaum pria. 'Chef' atau juru masak contohnya, kalo memang pria kompeten di sana itu tak masalah dan itu adalah profesi," kata psikolog kelahiran 22 Juni 1972 itu.
Sama halnya dengan dunia psikolog, kata dia, bila pada masa lalu cenderung banyak ditekuni dan digeluti oleh perempuan, namun sekarang tidak lagi karena itu merupakan profesi yang didasarkan kepada kompetensi. (*)
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019