Padang (ANTARA News) - Indonesia berpeluang menjadi negara produsen "pulp and paper" (bubur kayu dan kertas, red) terbesar kedua di dunia dengan bahan baku dari kayu tebangan di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). "Kini Indonesia produsen pulp nomor sembilan dan paper nonor 13 di dunia, tapi Indonesia punya peluang menjadi produsen nomor dua di dunia baik untuk pulp maupun paper," kata Menteri Kehutanan (Menhut) RI, MS Ka`ban di Padang, Sabtu. Menurut dia, peluang ini terbuka karena Indonesia melakukan revitalisasi kembali kawasan hutan dengan konsep "forest plantation" (hutan tanaman) baik dalam bentuk Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun HTR. Ia menyatakan, HTR yang akan mengejar dan telah punya badan layanan umum dengan anggaran modal mencapai Rp1,4 triliun untuk menggerakan program ini. Peserta yang telah direkomendasikan ikut HTR dengan investasi dua hingga enam tahun dengan areal tanam seluas 15 hektar, maka setelah tahun ke tujuh tiap tahun bisa terus panen, katanya. Saat produksi kayu dari HTR "booming" maka hasilnya akan jauh lebih "dahsyat" dibanding kepala sawit, tambahnya. Kayu tebangan dari HTR ini yang akan menjadi bahan baku untuk industri "pulp and paper" dalam jumlah besar dan membuat Indonesia berpeluang menjadi produser terbesar ke dua di dunia untuk dua komoditi ini. "Dengan peluang dan harapan ini, Insya Allah Presiden RI dalam waktu dekat akan mengukuhkan program HTR ini," kata Ka`ban. Program revitalisasi hutan ini akan melibatkan masyarakat dan Menhut tidak keberatan jika keluarga besar kehutanan (Dinas Kehutanan, red) ikut ambil bagian dan akan ada areal dicadangkan negara untuk kawasan HTR ini. "Sedangkan komoditi kayu yang bisa ditanam dalam kawasan HTR menurut FAO termasuk kayu karet, akasia dan ekalitus serta meranti," tambah Ka`ban.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007