Jakarta (ANTARA) - Setelah dinobatkan sebagai pelatih terbaik Asia, pelatih lari jarak pendek pelatnas PB PASI, Eni Nuraeni, mengaku kian termotivasi untuk meloloskan anak asuhnya untuk lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo.
"Saya berterima kasih kepada AAA (Asosisasi Atletik Asia) atas apresiasinya kepada saya, dan penghargaan ini memicu saya untuk berbuat lebih baik lagi," kata Eni seperti dalam rilis dari PB PASI yang diterima Antara, Minggu.
Menurut Eni, melihat peta persaingan, peluang paling besar atlet atletik Indonesia lolos ke Olimpiade adalah pada tim estafet 4x100 meter putra. Pada nomor ini Indonesia sebelumnya bisa meraih medali perak di Asian Games 2018.
"Harapan saya, tim estafet (4x100 meter putra) kita bisa lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo," ujar Eni Nuraeni di acara Gala Dinner usai menerima penghargaan sebagai pelatih terbaik Asia di Doha, Qatar, Sabtu malam.
Selain pada nomor estafet tersebut, Eni juga menaruh harapan tinggi juga ke pundak Lalu Muhamad Zohri. Menurut Eni, Zohri memiliki bakat dan karakter yang baik. Lantaran itu dia yakin Zohri masih bisa lebih tinggi lagi berprestasi di masa mendatang. Apalagi usia Zohri masih sangat muda.
Eni Nuraeni meraih penghargaan bergengsi dari Asosisasi Atletik Asia (AAA). Pelatih 72 tahun itu dianggap sebagai salah satu sosok penting yang telah berdedikasi dalam mengembangkan atletik Indonesia.
Baca juga: Eni bertekad loloskan tim estafet ke Olimpiade 2020
Eni merupakan pelatih yang sukses mengantarkan tim estafet putra meraih medali perak Asian Games 2018 dan membawa Lalu Muhammad Zohri sebagai juara dunia U-20 2018 di nomor sprint 100 meter putra.
Sebelumnya Eni juga ikut menempa sprinter Suryo Agung Wibowo yang dikenal sebagai manusia tercepat se Asia Tenggara karena dua kali memecahkan rekor lari 100 m putra SEA Games. Catatan waktu terbaiknya adalah 10,17 detik yang masih menjadi rekor nasional dan Asia Tenggara.
Eni Nuraeni memang bukan sosok baru di dunia kepelatihan atletik Indonesia.
Ia telah menjadi pelatih atletik sejak 1985 atau 34 tahun silam. Meskipun ketika menjadi atlet, Eni menggeluti olahraga renang. Eni adalah mantan perenang peraih medali perak (nomor ganti perorangan) dan perunggu (nomor estafet gaya bebas) Asian Games 1962.
Eni yang kini berusia 72 tahun terjun atletik karena mengikuti jejak sang suami Sumartoyo Martodihardjo yang sudah lama terlibat di Atletik. Ia kemudian mengambil kursus kepelatihan IAAF hingga level 2.
Ia kemudian dipercaya menjadi pelatih atlet-atlet sprint putra. Belakangan ia ditunjuk menangani semua atlet sprinter baik putra maupun putri, termasuk Lalu Zohri.
Selain Eni, dalam acara yang dihadiri presiden AAA Jen Dahlan dan Presiden Federasi Atletik Dunia (IAAF) Sebastian Coe tersebut, Sektretaris Jendral (Sekjen) PB PASI Tigor Tanjung juga mendapat penghargaan. Ia diapresiasi sebagai Sekjen Asosiasi Atletik paling berdedikasi.
Baca juga: Harry Marra siap evaluasi tim atletik jelang Asian Games 2018
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019