Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, mendesak Korea Utara (Korut) membeberkan semua kegiatan nuklirnya sebelum akhir tahun ini, seperti yang digarisbawahi dalam perjanjian perlucutan senjata. Pada jumpa pers bersama Perdana Menteri (PM) Jepang, Yasuo Fukuda, Bush mengatakan, Korut harus mengumumkan semua pekerjaan nuklirnya sehingga kemajuan bisa tercapai untuk melaksanakan perjanjian 13 Februari 2007 yang betujuan membebaskan semenanjung Korea dari senjata nuklir. "Deklarasi penuh merupakan salah satu langkah mendatang yang harus diambil Korea Utara agar perundingan enam pihak bisa terus bergerak ke arah tujuan semenanjung Korea tanpa senjata nuklir," kata Bush, menunjuk pada enam negara yang merundingkan perjanjian tersebut. Korut setuju meninggalkan program nuklirnya setelah negosiasi bertahun-tahun yang seringkali menemui kemacetan, dengan imbalan bantuan kemanusiaan dan pada akhirnya pemulihan hubungan diplomatik penuh dengan AS. Korut juga menutup pabrik nuklir di Yongbyon sebelumnya tahun ini sebagai bagian dari perjanjian itu. Negara komunis tersebut telah mengaku memiliki sebuah program nuklir yang berbasis plutonium namun menolak tuduhan AS bahwa mereka juga memiliki program uranium yang diperkaya, sebuah metode untuk mengembangkan bahan bakar yang diperlukan bagi pembuatan senjata nuklir. "Kami sepakat bahwa Jepang dan AS perlu menjaga koordinasi dekat satu sama lain agar Korea Utara meninggalkan sepenuhnya seluruh program dan senjata nuklir melalui perundingan enam pihak," kata Fukuda. Enam negara yang terlibat dalam perundingan itu adalah Korea Utara, Korea Selatan, AS, Rusia, China dan Jepang. Pada jumpa pers tersebut, Bush juga mengungkapkan dukungan kuatnya bagi upaya-upaya Jepang untuk mendapatkan lagi warganya yang diculik oleh orang-orang Korut, demikian laporan DPA. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007