Bengkulu (ANTARA News) - Badan Meteorogi dan Geofisika (BMG) Bengkulu meminta masyarakat jangan percaya akan terjadinya gempa 8,5 Skala Richter (SR) pada 23 Desember 2007, seperti dilansir pengamat gempa dari Brazil, Prof Jucelino Nobrega da Luz. "Sampai saat ini belum ada satu orang pun yang bisa memastikan akan terjadi gempa, baik kekuatan, lokasi maupun waktu terjadinya, karena itu apa yang disampaikan itu tidak bisa dipercaya," kata Koordiantor BMG Bengkulu, Adjat Sudrajat, di Bengkulu, Jumat. Adjat juga mengatakan, hingga saat ini belum ada tekonologi atau ilmu pengetahuan yang bisa memprediksi terjadinya gempa bumi secara pasti. Ia juga mengatakan, sampai sekarang BMG ataupun pihak peneliti gempa dari Indonesia tak ada yang menyampaikan akan terjadi gempa bumi besar di Bengkulu ataupun di wilayah lainnya, khususnya di Sumatera. Untuk itu, ia berharap, agar masyarakat tidak percaya tapi tetap meningkatkan kewaspadaan, bukan karena akan terjadinya gempa bumi besar namun karena memang Bengkulu merupakan daerah paling rawan bencana khususnya gempa. Hingga kini gempa bumi tektonik terus terjadi di Bengkulu, terakhir Jumat pagi (16/11) dengan kekuatan 5,0 SR. Adjat mengemukakan, terus memberikan penjelasan pada masyarakat terkait ketidakakuratan prediksi dari pengamat Brazil itu, baik secara langsung maupun melalui telepon. Sejauh ini, ia menilai, pengetahuan masyarakat Bengkulu terkait gempa sudah baik, bahkan mereka tidak mudah percaya dengan isu-isu akan adanya gempa besar, termasuk prediksi Prof Jucelino Nobrega da Luz. "Masyarakat terus melakukan konsulitasi dengan kita, terutama ketika ada isu akan adanya gempa besar, ini sangat positif karena mereka menerima informasi resmi yang sebenarnya dan tak mudah terpengaruh dengan isu tak benar," ujarnya. Sementara itu, Asisten II Sekretariat Provinsi Bengkulu, Fauzan Rahim, juga mengatakan, prediksi gempa yang disampaikan Jucelino Nobrega da Luz, sifatnya hanya peringatan, sehingga masyarakat tidak perlu resah. Ia mengatakan, menerima pemberitahuan kemungkinan adanya bencana besar itu dari Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanggulangan Bencana (PB), dalam bentuk salinan (fotocopy) faksimili surat dari Jucelino ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brazil. Prof Jucelino mengirim surat prediksi gempa besar ke KBRI di Brazil yang kemudian diteruskan ke Bakornas PB, dan ke Pemprov Bengkulu. Dalam suratnya itu, Jucelino memperkirakan akan terjadi gempa besar berkekuatan 8,5 SR di wilayah Sumatera pada 23 Desember 2007. Namun, ia tidak menyebutkan secara pasti lokasi bencana itu. Jucelino sebenarnya bukan kali ini saja memperingatkan akan adanya gempa besar. Pada 1998, ia juga pernah mengirimkan surat akan adanya tsnuami besar di Indonesia pada 2004, yang kemudian terbukti terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Pengamat gempa dari Brazil itu juga pernah mengirim surat pada 2006 yang berisi prediksi terjadinya gempa berkekuatan 8,4 SR di Bengkulu pada September 2007, dan ternyata memang terjadi gempa bumi 7,9 di Bengkulu pada 12 September 2007. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007