"Tidak ada masalah kalau harus digelar pemungutan suara di TPS bermasalah," katanya di Palu, Sabtu.
Agusalim mengatakan sejauh ini, pihak KPU Kota Palu belum menerima laporan dari Bawaslu/Panwaslu soal adanya pelanggaran saat pemungutan suara yang dilaksanakan serentak pada 17 April 2019.
"Kalaupun terbukti harus digelar pemungutan suara ulang maka KPU siap melaksanakan," ujar Agusalim.
Tetapi secara umum, pelaksanaan pemilu serentak pileg dan pilpres di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng yang berlangsung Rabu (17/4) 2019, berjalan aman dan lancar.
Pelaksanaan pemungutan suara berjalan sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditetapkan KPU meskipun di daerah pinggiran yang masih sulit dijangkau kendaraan roda empat.
Begitu pula pemungutan suara di lokasi-lokasi penampungan pengungsi korban bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) berlangsung aman dan lancar.
Menurut dia, suksesnya pelaksanaan pemilu di ibu kota provinsi itu dikarenakan adanya partisipasi semua pihak, termasuk masyarakat yang begitu antusias melaksanakan pencoblosan di TPS saat hari H pemilu 2019.
Pelaksanaan pemungutan suara di Palu dilakukan di 1.075 TPS yang tersebar di 46 kelurahan dari delapan kecamatan yang ada.
Sementara Wali Kota Palu, Hidayat mengatakan pelaksanaan pemilu di kota ini berjalan aman dan lancar.
"Saya saat hari pencoblosan setelah selesai memberikan suara di TPS, langsung mengunjungi sejumlah TPS yang ada di Kota Palu," katanya.
Wali Kota Hidayat mengaku keliling TPS sampai Kamis (18/4) subuh hari.
"Saya sempat kunjungi TPS 05 di RT03/RW01 di Kelurahan Tatura Selatan, Kecamatan Palu Selatan pada Kamis sekitar pukul 03.00 WITA. Dan saya melihat para petugas KPPS dan saksi serta pengawas yang ada di TPS cukup kelelahan melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang mereka emban demi suksesnya pesta demokrasi akbar di Tanah Air ini."
Dia juga memberikan apresiasi kepada semua masyarakat Kota Palu yang telah mendukung pemilu serentak pileg dan pilpres 2019.
"Sekarang kita tinggal menunggu hasilnya," ujar Hidayat.
Siapapun yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilu serentak 2019 ini harus diterima demi masa depan bangsa Indonesia lima tahun ke depan, tuturnya.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019