"Mari kita sama-sama menjaga kerukunan, kedamaian dan menjaga rasa keadilan bagi semua orang. Karena itulah hakikatnya demokrasi Pancasila, yakni demokrasi yang memiliki nilai-nilai luhur kejujuran, yang bukan semata-mata menghantarkan kemenangan," ujar Dede Rosyada di Jakarta, Jumat.
Dede mengatakan Pemilu harus dimaknai sebagai sebuah proses demokrasi untuk memperkuat legitimasi bangsa ini, bukan sebagai ajang untuk mendahulukan kepentingan seseorang atau sekelompok orang yang dapat memecah persatuan.
"Biarkan mereka yang mendapat dukungan masyarakat memimpin bangsa ini karena itu adalah mandat untuk membawa perubahan dalam rangka kemajuan bangsa," kata Guru Besar Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah ini.
Keterbelahan masyarakat akibat perbedaan dukungan, kata Dede harus segera diakhiri. Rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air harus didahulukan, caci maki, penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian harus dihentikan.
Semua lapisan masyarakat hendaknya bisa kokoh dalam persaudaraan kebangsaan, menjaga keutuhan bangsa, dan memperkuat kesatuan demi masa depan bangsa Indonesia, kata mantan Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama ini.
"Semua harus kembali ke pangkuan ibu pertiwi, bahwa semua anak bangsa adalah satu sebagai bangsa Indonesia yang diikat oleh kesamaan cita-cita menuju masyarakat maju berkeadilan," ujar Dede.
Ia berharap para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh publik memberikan teladan dan bersama-sama mengajak masyarakat untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan.
Soal hasil pemilu, Dede mengajak semua pihak menghormati dan memberikan kepercayaan kepada penyelenggara dan tidak melakukan tindakan yang kontraproduktif bagi bangsa ini. Namun, pada saat yang sama, semua lapisan penyelenggara pemilu harus bersikap dan berlaku jujur.
"Jangan menyebar hoaks, hindari mengeluarkan kata-kata yang akan memancing serta menyulut emosi orang lain dengan dukungan berbeda, karena pada hakikatnya siapa pun pemenangnya adalah kemenangan untuk bangsa Indonesia," kata Dede.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019