Los Angeles (ANTARA News) - Mantan petenis putri nomor satu dunia, Lindsay Davenport, mengatakan bahwa keputusannya untuk kembali bermain setelah satu tahun mundur lantaran sebagian besar termotivasi peluangnya bertanding di Olimpiade Beijing 2008.
Petenis dari Amerika Serikat (AS) itu melahirkan anak laki-laki, Jagger, pada Juni 2007 sebelum memenangi Tur WTA. Ia adalah peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Atlanta 1996.
"Untuk kembali ke Olimpiade selaku ibu dan istri dengan seluruh keluarga saya ada di sana akan merupakan sesuatu yang menakjubkan. Berbeda dengan 12 tahun sebelumnya di Atlanta," kata Davenport (31) kepada Reuters dalam wawancara per telepon, Kamis.
Ia menimpali, "Saya beruntung berada di Atlanta dan tim Sydney (pada 2000), tapi menolak peluang pergi ke Athena pada 2004, sebuah keputusan yang kadang-kadang saya sesali."
Davenport merebut dua gelar dalam tiga turnamen sejak kembali beraksi dalam tunggal di ajang WTA di Bali pada September 2007, sehingga menambah koleksi medalinya.
"Itu kemenangan besar pertama dan kehormatan besar saya," kata mantan juara Wimbledon, AS dan Australia Terbuka itu.
Ia mengemukakan, "Menjadi juara Olimpiade terasa lebih besar dari tenis, dan saat itu saya belum jadi juara 'grand slam'. Ayah saya seorang atlet Olimpiade, keluarga saya ada di sana di Atlanta, dan itu merupakan momentum besar bagi saya."
"Ketika saya memenangi AS Terbuka pada 1998, itu terasa lebih memberi keabsahan bagi saya sebagai pemain. Keduanya menjadi titik balik bagi saya ,dan sulit dicari bandingannya," ucapnya.
Kini sebagai seorang ibu dan petenis profesional, Davenport tak ingin kembali ke sirkuit secara penuh.
"Saya tak pernah membayangkan hal ini sebelumnya, mempunyai bayi, dan berusaha melakukan yang terbaik untuk Jagger adalah yang pertama dan utama," katanya.
Ia menimpali, "Tapi, saya tertarik bermain lagi dan setelah Natal untuk turun dalam 'grand slam' pertama saya sejak anak saya lahir. Kemudian, saya beruntung kembali ikut Tur di Amerika dalam musim semi dan jelas berkeliling di AS akan lebih mudah bagi saya dan Jagger. Setelah itu, kita akan lihat bagaimana selanjutnya. Saya berharap tidak merencanakan jadwal penuh, tapi mungkin semi penuh."
Salah seorang pelopor dari tenis dengan kekuatan di bagian putri, Davenport ingin bertanding dalam tiga atau empat "grand slam" musim kompetisi mendatang.
"Tujuan saya bisa bermain di Australia Terbuka, turun di Wimbledon, bermain di Olimpiade, dan jelas saya ingin bermain sekali lagi di AS Terbuka," katanya.
Ia pun menyatakan, "Prancis Terbuka selalu merupakan 'grand slam' berat bagi saya, dan saya tidak positif akan pergi ke sana."
Davenport, yang merebut gelar tunggal ketiganya dalam Tur WTA Sony Ericsson di Quebec City Challenge (Kanada) bulan ini, mengatakan bahwa yang menjadi kekhawatiran utamanya adalah ketika kembali ke sirkuit.
"Saya ragu. Apakah saya mampu melakukan ini? Fisik, tubuh saya sudah banyak berubah setelah melahirkan. Dan, bagaimana perubahan petenis putri lainnya, apakah mereka jauh lebih baik dalam tahun-tahun terakhir ini? Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan saya hadapi," katanya.
Ia menambahkan, "Tapi, keinginan saya begitu kuat, semangat kompetitif tinggi dan saya pikir itu merupakan tantangan besar bagi saya untuk mencoba kembali dan bermain bagus lagi. Ketakutan terbesar adalah tidak bisa bermain bagus lagi." (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007