Manado (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), agar mewaspadai meningkatnya peredaran uang palsu menjelang Natal 2007 dan Tahun Baru 2008. "Menjelang hari besar keagamaan sering dimanfaatkan oknum untuk mengedarkan uang palsu, karenanya masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan," kata Pemimpin BI Manado, Jeffrey Kairupan, Jumat di Manado. Ia mengingatkan, ketika menerima uang rupiah harus dicermati dan diteliti kondisi uang tersebut dan jika ada tanda-tanda yang tidak sama dengan rupiah yang asli, masyarakat segera melaporkan ke BI atau pihak berwajib. "Cara sederhana mengenali rupiah asli dengan 3 D (dilihat, diraba, diterawang) masih sangat efektif. Setiap kali menerima uang supaya lakukan langkah tersebut," kata Jeffrey. Ia mengatakan, BI terus melakukan sosialisasi uang rupiah, agar masyarakat secara mudah dapat membedakan bila menemukan uang yang diduga palsu. Jaringan pengedar uang palsu, menurut dia, tidak pernah kapok meskipun aparat kepolisian terus melakukan penertiban tetapi ada saja yang muncul kemudian mengedarkan uang palsu ke masyarakat, karena itu masyarakat harus lebih waspada. BI mencatat, temuan uang palsu di Sulut pada Januari hingga September 2007 mencapai 231 lembar, meningkat 61 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, yang 143 lembar. Pecahan uang palsu yang ditemukan terdiri pecahan Rp100.000 emisi 2004 sebanyak 19 lembar, Rp100.000 emisi 1999 (16 lembar), Rp50.000 emisi 2005 (77), Rp50.000 emisi 1999 (30), Rp20.000 emisi 2004 (17), Rp20.000 emisi 1998 (9), Rp20.000 emisi 1992 (1), Rp10.000 emisi 2005 (8), Rp10.000 emisi 1998 (7), dan Rp10.000 emisi 1992 (1).(*) (T.K-GM/C/A030/A030) 16-11-2007 15:38:40NNNN

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007