Bandung (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, Jumat, membuka pameran "Bandung on Apparel and Fashion Festival (BAFF) 2007" yang akan berlangsung hingga 19 November 2007 di Gedung Sabuga ITB Kota Bandung. Pameran yang terdiri dari 120 stand itu digelar atas kerjasama Departemen Perindustrian dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (API). Berbagai hasil industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ditampilkan pada event pameran industri terbesar di Kota Bandung pada November 2007 ini. Selain itu pameran juga diikuti oleh pelaku usaha garment, rajutan, cenderamata serta komunitas kreatif distributor outlet (distro). "Bandung on Apparel and Fashion Festival 2007 ini diharapkan menjadi wahana untuk mempromosikan kemampuan industri TPT nasional," kata Fahmi Idris. Selain Menperin, hadir pula pada acara promosi produk TPT itu Gubernur Jawa Barat H Danny Setiawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (API) Benny Sutrisno serta Ketua API Jawa Barat Ade Sudradjat. Menurut Fahmi, promosi yang dilakukan antara lain untuk meningkatkan kualitas, kuantitas serta daya saing dari produk hulu (serat), intermediate (stapel dan filamen, industri kain lembaran dan finishing) maupun produk hilir berupa pakaian jadi (apparel dan produk fashion) dan produk tekstil lainnya. "Peningkatan daya saing dan kualitas produk lokal ini untuk mengisi peluang pasar yang ada sekaligus mengoptimalkan pangsa pasar domestik yang masih terbuka," kata Menperin. Menurut Fahmi Idris, kegiatan seperti BAFF 2007 ini digelar sebagai kegiatan promosi terpadu dari beragam hasil industri TPT dalam rangka mendorong perkembangan kemajuan pembangunan industri TPT nasional. "Dorongan ditujukan berkait dengan upaya mengoptimalkan pemanfaatan pasar dalam negeri yang sejak beberapa tahun terakhir ini dibanjiri produk tekstil impor yang sebagian dicurigai ilegal," ucapnya. Sementara itu Ketua API Benny Sutrisno mengatakan, terlepas dari upaya promosi yang terus digulirkan, para pengusaha TPT juga memerlukan kelonggaran akses permodalan untuk pengembangan usahanya. "Sebaian pengsuaha TPT kesulitan mengakses perbankan untuk mendapatkan kredit modal disamping serbuan produk tekstil impor yang merebut pasaran produk dalam negeri sehingga mengancam kelangsungan usaha industri TPT di sini," kata Benny.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007