Riyadh (ANTARA News) - Kebersamaan untuk memperbaiki kualitas lingkungan mencuat dalam simposium tingkat menteri menjelang KTT III Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang akan berlangsung di Riyadh pada 17-18 November mendatang.
Dalam sesi "Lingkungan: Tantangan dan Peluang" disepakati bahwa OPEC akan melancarkan inisiatif kampanye untuk menggalang dana, baik dari produsen maupun konsumen, bagi program penurunan emisi karbon dioksida yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan dunia.
Melalui inisiatif tersebut diharapkan agar negara konsumen dan produsen minyak bumi akan bekerjasama menggalang dana guna mendukung pengembangan teknologi guna menekan kerusakan lingkungan akibat penggunaan minyak bumi.
Namun demikian, dari sumber-sumber OPEC disebutkan bahwa rencana inisiatif tersebut akan memerlukan dana yang sangat besar. Rancangan tersebut muncul beberapa pekan menjelang penyelenggaraan Konferensi Perubahan iklim di Bali 3 - 14 Desember mendatang, yang disponsori PBB dan akan dihadiri oleh para pemimpin dan perwakilan negara-negara anggota PBB.
Direktur Eksekutif Kerangka Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UN Framework Convention on Climate Change - UNFCCC) memuji hasil simposium itu yang menurut dia menunjukkan hasrat konstruktif (OPEC) untuk ambil bagian dalam dialog internasional tentang perubahan iklim.
KTT III OPEC yang juga akan dihadiri Wapres Yusuf Kalla akan mengusung tema "Menyediakan minyak, Meningkatkan Kemakmuran dan Melindungi Planet".
Tuan rumah, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi juga menyatakan bahwa negaranya siap untuk ambil bagian bersama negara anggota OPEC lainnya untuk mendukung program pengurangan emisi karbon dioksida.
Para menteri OPEC, Kamis mendiskusikan masa depan industri perminyakan untuk dibawa dalam KTT dua hari yang akan dibuka keesokan harinya.
Sementara itu, mantan Sekjen OPEC DR. Subroto dalam sesi :"Pemasaran Minyak dan Gas: Kondisi saat ini dan mendatang" memperkirakan bahwa peran pemerintah negara-negara produsen minyak dalam kegiatan penambangan minyak bumi di masa mendatang akan lebih besar, sebaliknya peran perusahaan-perusahaan internasional semakin surut. "Dari segi pengendalian produksi dan harga, ini akan lebih baik," tandasnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007