Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Jumat pagi, merosot tajam mendekati Rp9.400 per dolar AS karena pelaku lokal membeli dolar AS akibat dicekam kekhawatiran terhadap krisis subprime mortgate di AS dan naiknya harga minyak dunia, namun Bank Indonesia mengatakan akan masuk pasar jika diperlukan untuk mengawal mata uang lokal. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.360/9.370 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.263/9.410 per dolar AS atau turun 97 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta, mengatakan para pelaku pasar aktif memburu greenback, demikian sebutan untuk dolar AS, karena terpicu oleh kekhawatiran mereka terhadap gejolak harga minyak mentah. Apalagi, negara-negara pengekspor minyak mentah (OPEC) menolak untuk meningkatkan produksi agar kenaikan harga minyak itu tidak berlanjut, katanya. Menurut dia, kebutuhan dolar kemungkinan akan meningkat. Apalagi, harga minyak mentah dunia itu diperkirakan akan terus menguat hingga sampai tahun 2015. Karena itu, rupiah diperkirakan akan terus mendapat tekanan pasar, ujarnya. Rupiah, lanjut dia, diperkirakan akan bisa menembus level Rp9.400 per dolar AS karena sejumlah BUMN membutuhkan dolar AS dalam jumlah besar untuk memenuhi hutangnya yang jatuh tempo. Jika rupiah sampai ke level Rp9.400 per dolar AS, kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan masuk pasar untuk menahan tekanan pasar terhadap mata uang lokal itu, ucapnya. Gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini juga sudah sangat dirasakan dan jika terus menguat dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi global akan melambat. (*)
Copyright © ANTARA 2007