Brisbane (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan, dukungan terhadap terorisme di Indonesia sudah menurun secara drastis dan sudah hampir 200 orang yang terlibat dalam berbagai kasus terorisme dijatuhi hukuman. "Kami melihat dukungan terhadap terorisme di Indonesia menurun drastis," katanya dalam forum debat bidang kebijakan luar negeri dengan Menteri Luar Negeri Bayangan Partai Buruh Australia (ALP) Robert McClelland di National Press Club (NPC) Canberra, Kamis. Pernyataan Downer dalam forum debat tersebut kemudian dilansir ke publik melalui situs resmi Partai Liberal Australia. Menlu Downer mengatakan, Indonesia tidak hanya mengadili hampir 200 orang terdakwa kasus terorisme, tetapi juga berhasil menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan terorisme. Bahkan, tiga terpidana kasus bom Bali 2002 kini menunggu eksekusi mati. "Tidak ada tanggungjawab yang lebih besar bagi satu pemerintah daripada memberikan keamanan bagi rakyatnya. Pemerintah ini (pemerintahan PM John Howard-red.) sedang melakukan itu ...," katanya. Selain Indonesia, keberhasilan dalam perang melawan terorisme juga dicapai Filipina, Malaysia dan Singapura. "Mereka melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Kami telah membantu negara-negara ini meraih keberhasilannya. Tapi terus terang jalan masih panjang dan kita tentu tidak boleh berpuas diri," katanya. Downer mengakui bahwa perang melawan terorisme bukanlah sesuatu yang mudah tetapi "berbahaya dan kontroversial". "Tapi poin saya adalah bahwa ini adalah perang yang dapat dimenangkan. Sungguh ini harus dimenangkan dan kita menang," katanya. Ia memuji pasukan Australia yang bertugas di Irak dan Afghanistan dengan menyebut mereka melakukan tugas besar dalam situasi yang sangat sulit dan berbahaya. Dalam pandangan Downer, pilar kebijakan luar negeri Australia hanya satu, yakni bagaimana mempromosikan kepentingan nasional Australia. "Kami telah mengamankan perbatasan (Australia). Kami memerangi terorisme secara efektif. Kami memimpin perang melawan perubahan iklim dan kebijakan luar negeri kami telah memberikan kontribusi besar pada kesejahteraan (Australia)," katanya. Di bidang lingkungan hidup misalnya, Downer mengatakan, pemerintahan Koalisi Liberal-Nasional yang kini berkuasa membentuk kemitraan Asia Pasifik untuk iklim dan pembangunan yang bersih. Australia juga mendukung inisiatif global tentang hutan dan iklim dimana Australia turut memberikan kontribusi pada proyek reforestasi di Indonesia, katanya. Di bidang ekonomi dan perdagangan, Downer mengklaim bahwa kebijakan luar negeri pemerintah federal yang kini berkuasa telah mampu melipatgandakan pencapaian ekspor Australia dalam 10 tahun dari sekitar 101 miliar dolar menjadi 210 miliar dolar. Melalui hubungan yang kuat dengan negara-negara kunci di Asia dan Amerika Serikat, Australia pun dapat menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas seperti dengan Jepang, China, Malaysia, sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), chile, India dan Indonesia, katanya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Bayangan Partai Buruh Australia (ALP) Robert McClelland dalam debat tersebut mengeritik keras kebijakan luar negeri pemerintahan Perdana Menteri John Howard di Irak yang disebutnya kehilangan sentuhan nilai-nilai Australia. Menurut McClelland, invasi ke Irak yang didasarkan pada tuduhan yang tak terbukti bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal (WMD) itu tidak hanya telah membunuh 600 ribu orang dan menyebabkan empat juta orang lainnya mengungsi, tetapi justru telah meningkatkan ancaman terorisme. Ia mengatakan, seharusnya Australia memiliki suaranya sendiri dalam kebijakan luar negeri.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007