Jakarta (ANTARA News) - "Semua musisi pada dasarnya ingin menunjukkan karya-karyanya. Ini juga terjadi pada saya," kata gitaris terbaik Jazz Goes To Campus 2001, Ari Pramundito, dalam jumpa pers peluncuran album perdananya, "Funk Me", di Jakarta, Kamis.
Ari, demikian sapaan akrabnya, mengatakan hal itu untuk menanggapi komentar wartawan bahwa dirinya agak terlambat tampil ke depan, setelah selama ini hanya dikenal sebagai sosok yang banyak berperan di belakang kesuksesan penyanyi-penyanyi ternama semacam Tompi, Rieka Roeslan dan Glenn Fredly.
Kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1981, anak didik Oele Pattiselano ini menandai peluncuran albumnya dengan menggelar konser di Pisa Cafe Menteng, Jakarta Pusat, dijadwalkan mulai pukul 20.00-22.00 WIB.
"Tompi dan Glenn juga akan tampil meramaikan konser saya," katanya.
Ari, juga dikenal sebagai gitaris band Groovology yang sampai sekarang masih sering tampil bersama Tompi, mulai belajar gitar ketika masih duduk di kelas 4 SD, dan membuat prestasi pertama kali ketika mendapatkan penghargaan sebagai Gitaris Terbaik di ajang Festival Musik Pelajar se-Jawa dan Bali.
Merasa belum puas, ia kemudian masuk ke sekolah musik Farabi pimpinan Dwiki Dharmawan, tempat di mana ia memastikan diri untuk mengambil bidang jazz dan berguru pada Oele Pattiselano.
"Tapi saya cuma sebentar belajar di situ. Saya lebih banyak mendengarkan musik dan belajar sendiri," kata Ari, yang juga mengaku sangat mengagumi musisi tenar semacam George Benson, Mike Stern, Pat Matheny, Jimi Hendrix dan Miles Davis.
Dalam jumpa pers, Ari sempat tampil membawakan dua lagu, "Funk Me" dan "Dicintai Untuk Disakiti".
Ia menolak jika dirinya disebut reinkarnasi Mus Mujiono atau George Benson hanya karena sempat menunjukkan kemampuan memainkan melodi gitar berbarengan dengan suara dari mulut.
"Bukan reinkarnasi. Main musik yang bagus selalu dari hati. Ada yang suka menyuarakannya, ada yang tidak. George Benson kebetulan musisi pertama yang mempopulerkannya," demikian Ari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007