Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berupaya menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan negara tetangga melalui diplomasi kepemudaan. Terkait hal itu, PMII saat ini tengah menggelar festival pemuda kepulauan di Samarinda, Kalimantan Timur, yang diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan pemuda di tanah air dan dari negara tetangga yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam. Acara bertema "Menyangga Retak Nusantara, Menyambung Geo-kultural dan Menegaskan Daulat Kawasan Kepulauan" yang digelar hingga Sabtu (17/11) tersebut juga diikuti oleh pemuda dari sejumlah negara lain di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Ketua Umum Pengurus Besar PMII Hery Haryanto Azumi ketika dihubungi, Kamis, menyatakan, pertemuan pemuda lintas negara tersebut digelar guna menjalin kembali hubungan antar negara, terutama negara tetangga, yang belakangan ini agak "bermasalah". "Hubungan kita dengan negara tetangga, misalnya Malaysia, belakangan memang agak `bermasalah` dan itu kami yakini karena ada intervensi kepentingan pihak asing. Melalui forum ini kami ingin merajut kembali hubungan yang lebih harmonis," katanya. Dikatakannya, sebenarnya Indonesia mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dengan negara-negara sekitar, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darusssalam, dan memiliki identitas yang sama, yakni sebagai satu kesatuan nusantara. Nusantara, menurut Hery, tidak hanya milik Indonesia saja. Malaysia, Singapura dan Brunei sebenarnya juga termasuk di dalamnya. "Identitas nusantara itu retak karena adanya kepentingan luar. Namun kita punya potensi besar untuk bersatu kembali. Karena itu kita perlu menggalang kekuatan baru di kawasan nusantara ini," katanya. Hanya dengan persatuan dan kesatuan yang kuat, kata Hery, negara-negara sesama anggota nusantara itu akan diperhitungkan di percaturan dunia. "Kita akan diperhitungkan oleh dunia karena punya potensi yang luar biasa baik politik maupun ekonomi," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007