Jakarta (ANTARA) - Mauricio Pochettino berhasil memimpin Tottenham Hotspur melaju ke semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka pada Kamis pagi WIB (18/4), namun ia menegaskan bahwa momen terbesar dalam karier kepelatihannya adalah saat masih menukangi Espanyol.
Manchester City tersingkir di Stadion Etihad, meski pertandingan berakhir dengan agregat 4-4 karena klub London tersebut unggul di gol tandang.
Meski begitu, pencapaian Spurs itu masih tidak sebanding dengan kebahagiaan yang dirasakan pelatih asal Argentina tersebut saat ia mencegah Espanyol turun ke Divisi Segunda pada 2009.
"Kegembiraan terbesar saya sebagai pelatih adalah di Almeria ketika kami selamat (dari degradasi) karena itu sungguh berarti bagi seluruh keluarga Espanyol," kata Pochettino kepada El Partidazo de COPE dan Radio MARCA pada Kamis (18/4).
Pada perpanjangan waktu, Raheem Sterling merasa bahwa dirinya berhasil mencetak trigol, tetapi gol tersebut dianulir setelah wasit melihat VAR dan memutuskan bahwa Sergio Aguero sudah dalam posisi offside.
"Ketika ia (Sterling) mencetak gol, saya melepas jaket dan melemparkannya ke tanah... Saya duduk dan kemudian saat itulah mereka mengatakan bahwa VAR telah menganulir gol karena offside."
"Mendengar itu, saya kembali semangat. Seperti mendapatkan suntikan energi luar biasa."
Dalam kesempatan itu mantan pelatih Espanyol tersebut juga memuji lawannya Manchester City sebagai sebuah tim berkualitas dan menyebut timnya bermain dengan berani.
Baca juga: Pochettino prediksi Barcelona juara Liga Champions
Baca juga: Disingkirkan Tottenham, Guardiola: ini sadis, tapi harus kami terima
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019