New York (ANTARA News) - Dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah terhadap euro, Rabu, dan ditutup turun pada rekor terendah karena para pedagang mengangkat rintangan baru dari penurunan suku bunga AS di tengah bangkitnya dua laporan ekonomi, kata para dealer setempat. Dolar AS turun terhadap euro di tengah laporan ekonomi yang memperlihatkan penjualan ritel naik tipis 0,2 persen pada Oktober, dan harga kulakan naik moderat 0,1 persen bulan lalu. Euro meningkat menjadi 1,4645 dolar dibandingkan dengan 1,4600 dolar pada akhir perdagangan Selasa, didukung oleh berita ekonomi. Namun, mata uang tunggal Eropa, pada awal perdagangan telah meningkat ke posisi 1,4725 dolar, mendekati rekor tertinggi 1,4752 yang terjadi pada 9 November. "Data telah mendorong naik euro terhadap dolar ... dan bank-bank sentral serta dana-dana kekayaan pemerintah tampak meningkatkan alokasinya ke aset-aset dalam denominasi euro," kata Ashraf Laidi dari CMC Markets. Dolar AS telah menggelepar terhadap banyak mata uang asing dalam bulan-bulan terakhir ini di tengah kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan penurunan suku bunga the Fed dalam upaya menyokong momentum ekonomi. Dolar AS melemah setelah departemen perdagangan melaporkan penjualan ritel AS, yang menjadi pendorong vital pertumbuhan ekonomi, kurang bergairah hanya naik 0,2 persen pada Oktober. Sebuah survei pemerintah juga menunjukkan harga kulakan di Amerika Serikat naik tipis 0,1 persen pada Oktober akibat penurunan harga energi tertutup kenaikan harga makanan. Kenaikan moderat 0,1 persen indeks harga produsen (PPI), sebuah ukuran dari inflasi pada tingkat kulakan, lebih jinak dari ekspektasi Wall Street naik 0,3 persen. Dalam perdagangan terakhir di AS, dolar berada pada 1,1243 franc Swiss dari 1,1273 franc Selasa. Sementara pound menyusut menjadi 2,0514 dolar dibandingkan dengan 2,0706 dolar Selasa. Dolar naik menjadi 111,27 yen, terhadap 110,90 yen sehari sebelumnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007