"Mohon seluruh tokoh untuk dapat mengendalikan masyarakat. Sampaikan, pilih diksi dalam narasi yang menyejukkan, jaga persatuan dan kesatuan, jaga toleransi, jangan sampai narasi yang disampaikan bersifat provokatif. Bahaya," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Pihaknya pun meminta para tokoh masyarakat agar bersabar menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai hasil Pilpres 2019.
"Kami harapkan tokoh-tokoh tidak memprovokasi massa. Sabar, tenanglah menunggu pengumuman resmi dari KPU," katanya.
Dedi mengatakan, terjadi tren peningkatan penyebaran konten-konten bernuansa provokasi di media sosial, terutama pasca hasil hitung cepat Pilpres 2019 diketahui.
"Ada tren peningkatan. Biasanya ada 10-15 akun yang menyebarkan konten provokasi. Ini dari semalam hingga pukul 09.00 pagi hari ini ada peningkatan sekitar 40 persen (penyebaran konten provokasi di medsos)," katanya.
Konten provokasi yang disebarkan oleh sejumlah akun di medsos itu berupa teks, foto, video maupun suara yang isinya ajakan kepada masyarakat untuk melakukan kerusuhan atau berbuat onar.
"Banyak video yang viral baik di Youtube, Instagram, Facebook maupun yang disebar di WhatsApp Group. Ini sedang kami monitor," katanya.
Polisi pun berupaya mengidentifikasi akun-akun penyebar provokasi tersebut.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019