Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) yang bersinergi dengan Departemen Pendidikan Nasional akan menjadikan catur sebagai salah satu cabang prioritas yang terus dibina sejak usia muda. Salah satu bukti pembinaan tersebut adalah dengan mengirim tim yang terdiri atas tujuh pecatur ke ajang internasional di luar negeri, yaitu kejuaraan catur dunia kelompok umur (World Youth Chess Champions 2007) di Antalya, Turki, pada 17-29 November mendatang. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Kantor Menegpora, Harry Setiono saat melepas tim Indonesia di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa turnamen ini sangat penting diikuti oleh pecatur cilik Indonesia, tidak hanya untuk sekedar menambah pengalaman bertanding, tapi juga untuk mengejar prestasi. "Mendiknas dan Kemenegpora terus bersinergi untuk prestasi olahraga. Mengirim pecatur cilik ke kejuaraan dunia adalah salah satu bentuk kerjasama itu. Kami berharap para atlet junior potensial Indonesia bisa mengharumkan nama bangsa," katanya. Kejuaraan catur dunia kelompok umur tersebut diikuti 70 negara dan mempertandingkan 12 kelas, masing-masing enam kelas putra dan putri kelompok umur (KU) yaitu KU-08. KU-10, KU-12, KU-14, KU-16, dan KU-18. Tujuh pecatur yang dikirim adalah FM Ran Kapriaga (KU-16), MIW Irine Kharisma Sukandar (KU-16), MN Farid Firmansyah (KU-14), MN Astian Dana Ahadda (KU-14), MN Musa Kadzim (KU-10), CS Aston Taminsyah (KU-10), dan MPW Dita Karenza (KU-08). Ketua Bidang Prestasi PB Percasi, Utut Adianto, mengatakan, turnamen ini akan menjadi kesempatan bagi beberapa pecatur potensial Indonesia untuk mencapai target dengan meraih posisi sepuluh besar. Harapan tersebut ada pada Irene Kharisma Sukandar (juara ASEAN KU-18 putri), Ran Kapriaga (Juara ASEAN KU-16), Farid Firmansyah (juara juara dunia pelajar KU-13), dan Aston Taminsyah (juara dunia pelajar KU-10). "Ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk bisa mencapai target yaitu masuk sepuluh besar. Bagi Irene ini juga menjadi batu loncatan untuk bisa mengukir prestasi terbaiknya guna menjadi master perempuan pertama di Indonesia," katanya. Bagi Irene, peluang untuk masuk sepuluh besar di kelas KU-16 putri cukup berat, tapi ia menegaskan bahwa ia akan tampil maksimal untuk bisa mengalahkan rival-rivalnya. "Di KU-16 putri cukup berat, karena di kelas tersebut terdapat beberapa juara dunia, bahkan kami sudah pernah bertemu dengan mereka, permainannya cukup bagus dan sulit dikalahkan," kata Irene. (*)
Copyright © ANTARA 2007