Banda Aceh (ANTARA News) - Uni Eropa (EU) menyatakan komitmennya untuk membantu reformasi Polri jajaran Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melalui Organisasi Migrasi Internasional (IOM). "Kami komit membantu dan memberikan dukungan kepada peningkatan sumber daya manusia (SDM) di tubuh Polri jajaran Polda NAD. UE memiliki komitmen politik yang besar untuk perdamaian di Aceh," kata delegasi UE di Indonesia Kantor Banda Aceh, John Penny, di Banda Aceh, Rabu. Usai penyerahan sebanyak 23 gedung pusat pelatihan Polri kepada Polda NAD, ia menjelaskan peran Polri sangat penting di provinsi ujung paling barat Indonesia. "Salah satu bentuk komitmen UE adalah ikut mendanai proyek bantuan kepada Polda NAD melalui IOM dan UNDP," tambahnya. Gedung pusat pelatihan Polri itu diserahkan dari pimpinan IOM di Indonesia, Jonh Stephen Cook, dan diterima Kapolda NAD Irjen Polisi Rismawan. Komitmen EU itu semata-mata untuk konsolidasi sebagai rangkaian dukungan bagi kelangsungan proses perdamaian pasca penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, ujar dia. UE melalui IOM menyerahkan sebanyak 23 pusat pelatihan Perpolisian masyarakat (Perpolmas) ke Polri lewat Polda NAD. Pusat pelatihan Perpolmas itu diserahkan ke 21 Markas Polres dan Poltabes di seluruh Aceh. Setiap pusat pelatihan itu dilengkapi ruang kelas dengan daya tampung sebanyak 36 orang, dapur dan ruang makan yang lengkap dengan peralatannya. UE melalui IOM juga menyerahkan perangkat olahraga untuk cabang bola volly dan badminton (bulutangkis) bagi 22 Polres/Poltabes di Aceh. "Perangkat olahraga itu sebagai sarana mendekatkan polisi dengan masyarakat guna mewujudkan Perpolmas di Aceh," tambah Jonh Penny. Pimpinan misi IOM di Indonesia, Jonh Stephen Cook, menjelaskan kerjasama Polri-IOM telah dimulai sejak 2003 dalam bentuk proyek bantuan bagi reformasi di tubuh Polri, salah satunya adalah pelatihan HAM. Ia menjelaskan, pasca MoU Helsinki, banyak pihak terutama pimpinan Polri berharap polisi khususnya di Aceh bertindak dan bersikap lebih profesional, efisien dan akuntabel. Untuk itu, salah satu bentuk kerjasama yang didanai EU di Aceh yakni pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM). "Melalui FKPM itu kita harapkan Polri lebih dekat dengan masyarakat, terutama sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah kecil yang muncul di tengah-tengah warga," katanya. "Tentunya IOM tidak mungkin bisa melatih seluruh polisi di Aceh. Karenanya kita melakukan pelatihan kepada para Kapolres dan pimpinan Polri di Aceh, yang selanjutnya dapat memberikan pengetahuan tersebut kepada seluruh jajarannya," ujar Stephen Cook.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007