Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang menteri Malaysia, Rabu, menolak bantuan AS dalam memerangi perompakan di Selat Malaka, dan mengatakan itu tidak perlu karena serangan-serangan menurun tajam di perairan tersebut. "Tidak ada alasan bagi mereka untuk datang menjaga. AS dan kalangan lainnya tidak dapat membantah bahwa perairan itu aman," kata Deputi Menteri Abdul Rahman Suliman kepada parlemen yang dikutip kantor berita Bernama Menteri itu tidak menanggapi setiap tawaran bantuan AS baru-baru ini, tetapi Kuala Lumpur hati-hati dengan niat-niat AS di Selat itu dan berulangkali menolak rencana-rencana patroli-patroli anti terorime AS. Lebih 30 persen perdagangan dunia melintasi perairan itu, dan serangan-serangan perompak yang merajalela di masa lalu menimbulkan kecemasan bagi negara-negara yang mengandalan pengiriman bahan bakar minyak melalui selat tersebut. Memelihara dan menjamin keamanan perairan itu menjadi tanggungjawab negara-negara yang berbatasan dengan jalur laut itu: Singapura, Malaysia dan Indonesia. Peningkatan patroli udara dan laut oleh negara-negara itu telah menurunkan serangan-serangan menjadi 11 tahun 2006 dibanding dengan 38 tahun 2004. Pada tahun 2004, Laksamana Thomas Fargo, komandan militer penting AS di wilayah itu, mengatakan Washington sedang mempertimbangkan kemungkinan penggelaran pasukan ke Selat itu sebagai bagian dari usaha-usaha anti terorisme di Asia Tenggara. Akan tetapi, ia kemudian menjelaskan bahwa campurtangan seperti itu "tidak pernah ada niat Washington yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Malaysia, demikian laporan AFP.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007