Pontianak (ANTARA) - Pemilihan umum serentak digelar di seluruh Indonesia pada Rabu, 17 April 2019, untuk memilih presiden dan wakil presiden, para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, termasuk Kalimantan Barat.

Pemilu kali ini diyakini paling bersejarah bagi tatanan demokrasi Indonesia karena baru pertama kali diadakan secara serentak antara pemilu legislatif dan pemilu presiden.

Seorang tokoh masyarakat di Kalbar, Yakobus Kumis mengapresiasi pelaksanaan Pemilu 2019 karena membuktikan bahwa Indonesia mampu melaksanakan pesta demokrasi besar-besaran. Sementara negara maju, baru dapat melaksanakan pemilu seperti ini setelah menunggu ratusan tahun.

"Kita paling cepat dibandingkan negara-negara maju. Di negara maju saja, perlu ratusan tahun untuk melaksanakan pemilu serentak," kata Yakobus yang juga Sekretaris Jenderal Majelis Adat Dayak Nasional (MADN).

Dan hari ini, semua rakyat Indonesia yang memiliki hak suara tampak antusias menyambutnya dengan datang ramai-ramai ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak suara. Suasana antusias warga juga terasa di Kota Pontianak dan beberapa kota kabupaten di Kalimantan Barat.

Sejak pagi pukul 07.00 WIB, sejumlah tempat pemungutan suara (TPS), khususnya di pusat Kota Pontianak sudah dipenuhi warga yang akan memilih. Sementara sejumlah petugas TPS masih sibuk menyusun surat suara yang jumlahnya mencapai ribuan.

Seperti yang terjadi di TPS 035 di Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak. Di TPS yang berada di tengah kota tersebut, pencoblosan baru bisa dimulai sekitar pukul 08.15 WIB. Sebagian warga terlihat sabar menunggu, dan ketika petugas mengarahkan untuk mengumpulkan undangan pemilih, mereka tampak antre.

Namun tepat pukul 13.00 WIB, TPS-TPS sudah ditutup untuk pendaftaran pemilih. Dan hanya berselang beberapa saat usai jeda istirahat untuk salat dan makan siang, proses penghitungan untuk pemilu presiden pun mulai digelar.

                    Suara Pemilih Pontianak
Petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) hingga malam ini masih melakukan penghitungan suara untuk para calon legislatif dan DPD RI. Namun untuk penghitungan suara dukungan bagi calon presiden RI, baik pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun capres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, sudah selesai dihitung secara manual.

Satu-satu suara pemilih kedua pasangan capres tersebut diumumkan di depan para saksi partai yang juga mewakili tim dari capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga. Hasilnya, sebagian TPS dalam kota Pontianak memiliki kecenderungan suara dukungan berimbang antara kedua pasangan calon presiden tersebut.

Misalnya saja, di TPS 21 yang berada di Kelurahan Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, perolehan suara 01 sebesar 92 dukungan sementara perolehan suara 02 sebesar 102 dengan jumlah suara sah 194 suara. Kemudian TPS 44, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, jumlah suara untuk capres 01 sebanyak 66 dukungan sedangkan capres 02 sebanyak 99 dukungan.

Sementara di TPS 56 di Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan, pasangan 01 menang telak atas pasangan 02, dimana capres 01 memperoleh suara dukungan 110 dan pasangan 02 memperoleh 46 dukungan. Kemudian ada TPS 013 di Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, suara dukungan untuk capres 01 sebesar 37 suara, sedangkan capres 02 sebesar 183 dukungan.

                      Suara Pemilih Perbatasan
Kondisi tersebut ternyata berbeda dengan TPS-TPS di sejumlah wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yang dapat dipastikan pasangan capres 01 Jokowi-Ma'ruf menang atas capres 02 Prabowo-Sandiaga.

Seperti TPS 02, dusun Pesayah, Desa Semuntik, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, pasangan capres 01 memperoleh suara sebanyak 91 suara, sedangkan pasangan capres 02 hanya memperoleh dukungan 1 (satu) suara.

Untuk diketahui, TPS ini berada di perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Wilayah ini berbatasan dengan Lubok Antu, distrik di Sarawak, Malaysia Timur.

Kemudian TPS 23 kelurahan Bumi Emas, Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Bengkayang perolehan suara capres 01 sebesar 168 sementara capres 01 sebesar 16 suara dukungan. Di TPS 16 di Kelurahan Sebalo, Kecamatan Bengkayang, dukungan untuk capres 01 sebesar 146 suara, sementara 02 sebesar 22.

Kemudian TPS 02 di Desa Sungai Ayak 2, Kecamatan Belitang Hilir, Kecamatan Sekadau, pasangan 01 memperoleh dukungan 201 suara, sementara pasangan capres 02 memperoleh dua suara. Dan TPS 003 desa Sungai Ayak 2, Kecamatan Belitang Hilir, pasangan 01 memperoleh 202, sedangkan pasangan 02
memperoleh 6 suara.

Sementara dari Kabupaten Sambas, diperoleh suara pada TPS 05, Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan, Kabupaten Sambas, perolehan suara untuk capres 01 sebesar 68 suara sedangkan capres 02 sebesar 65 suara dukungan.

Kemudian TPS 06 Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan, capres 01 memperoleh 62 suara dukungan dan capres 02 memperoleh 76 suara dukungan.

Mengenai cukup tingginya perolehan suara dukungan untuk 01 dibandingkan pasangan 02 di wilayah pedalaman dan perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalbar, tampaknya erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur yang digenjot capres petahana Joko Widodo selama kepemimpinannya sejak 2014 hingga kini.

Capres petahana dalam catatan Antara Biro Kalbar setidaknya sudah 10 kali menginjakkan kaki di tanah Khatulistiwa, untuk melihat pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan gerbang perbatasan selama 4,5 tahun kepemimpinannya.

Pembangunan yang sudah dilakukan seperti Pos lintas batas negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau. Kini PLBN tersebut sudah mulus dan "kinclong" sejak dibangun representatif. Sejumlah warga negara tetangga yang melintasi PLBN tersebut, dikabarkan sering memuji PLBN yang berbatasan darat
dengan Tebedu, distrik di Sarawak, Malaysia Timur.

Kondisi yang sama juga di PLBN Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Banyak warga Indonesia kini dapat berfoto di batas negara yang berbatasan dengan Biawak (Malaysia) itu karena keunikan bangunan dari PLBN tersebut yang diyakini sebagai PLBN yang memiliki desain paling bagus yang ada di batas negara. Pernyataan itu juga disampaikan Presiden Joko Widodo saat peresmian PLBN Aruk pada 17 Maret 2017 lalu.

Mengenai akan dipilihnya kembali Joko Widodo oleh sebagian besar masyarakat perbatasan pada Pilpres 2019 ini, telah diungkapkan warga setempat beberapa waktu lalu.

Seorang tokoh masyarakat perbatasan, Gustian Andiwinata menyatakan, warga perbatasan sangat antusias menyambut Pemilu, khususnya Pilpres. Karena mereka ingin memilih kembali capres petahana Joko Widodo.

"Disini hanya satu saja, yang petahana, tak akan memilih yang lain. Warga sangat berterima kasih atas apa yang sudah dibangun di perbatasan ini," kata Ketua Dewan Adat Dayak wilayah perbatasan Indonesia di Bengkayang itu.

Meski penghitungan suara manual belum dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, namun dengan adanya hasil hitung cepat berbagai lembaga survei yang mengarah kepada kemenangan pasangan capres nomor urut 01, telah membuat masyarakat pendukung capres petahana bersuka cita sekaligus bersyukur.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengharapkan masyarakat Kalbar dapat bersabar menunggu hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Pleno KPU, terkait hasil Pemilu 2019.

"Saya minta masyarakat bisa bersabar terkait hasil perhitungan cepat hingga sore nanti. Apapun hasilnya yang paling benar setelah penetapan pleno KPU, kita tunggu hasil akhirnya nanti," kata Sutarmidji, usai memberikan hak pilihnya di TPS 009 yang berada di Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat.

Karena itu mari kita bersama-sama menunggu penghitungan yang resmi dari penyelenggara pemilu KPU RI....

Pewarta: Nurul Hayat
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019