Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para jururunding perdamaian dari pemerintah dan pejuang Muslim Filipina, Rabu, memulai pembicaraan damai di Kuala Lumpur dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengharapkan adanya penyelesaian secara cepat atas konflik di Mindanao. Najib, yang juga menteri pertahanan Malaysia mendesak para wakil dari pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) agar meneruskan tekad mereka untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama beberapa abad. "Ini harapan saya bahwa hambatan terakhir dapat diselesaikan, yaitu diserahkannya sebuah provinsi untuk diperintah oleh MILF," kata Najib seperti dikutip DPA dari kantor berita resmi Bernama, Selasa petang, menjelang pertemuan tersebut. "Tim pemantau internasional yang kami pimpin telah ditempatkan di area itu selama lebih dari tiga tahun, dan kami tidak bisa berada di sana untuk waktu tak ditentukan. Harus ada tenggat waktu dan penyelesaian politis perlu dicari." Pembicaraan dua hari itu akan meliputi pematangan pembahasan tentang wewenang pusaka dan usulan pembentukan sebuah negara independen di Mindanao. Fasilitator utama Malaysia, Othman Abdul Razak, mengatakan, Selasa, pembahasan juga akan berfokus pada masalah maritim dan sumber daya laut, serta dihidupkannya kembali komite aksi bersama guna menangani tindak kejahatan di kawasan konflik. Pembicaraan damai telah macet sejak September 2006 setelah kedua pihak gagal menyepakati ruang lingkup geografis dan keuangan dari sebuah negara independen yang diinginkan. MILF telah melakukan perang gerilya sejak 1978 guna mendirikan sebuah negara Islam independen di Mindanao. Pada masa lalu, MILF mengklaim seluruh wilayah Mindanao merupakan wilayah pusaka milik kelompok minoritas Muslim di negara itu dan harus diperintah secara terpisah dari pemerintah Filipina. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007